Setahun Perang Israel-Hamas, AS Sudah Nyumbang Rp 280,7 Triliun Bantuan Militer

PM Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden
Sumber :
  • New York Post

Tel Aviv, VIVA – Selama satu tahun, pemerintah Amerika Serikat (AS), yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden, telah memberikan Israel sedikitnya US$ 17,9 miliar (Rp 280,7 triliun) dalam bentuk bantuan militer sejak 7 Oktober 2023.

Serangan Meningkat di Gaza, PBB Minta Keselamatan Pekerja Kemanusiaan Dijamin

AS juga menghabiskan sedikitnya US$ 4,86 miliar lagi (Rp 64,88 triliun) untuk melawan Houthi di Yaman, menurut laporan baru yang dirilis pada hari Senin, 7 Oktober 2024.

VIVA Militer: Pasukan militer Amerika Serikat (AS) di Israel

Photo :
  • jpost.com
Hizbullah Klaim Berhasil Kalahkan Israel di Lebanon

Namun, laporan terbaru tersebut diselesaikan sebelum Pentagon mengumumkan pengerahan pasukan dan aset tambahan ke Timur Tengah minggu lalu, serta dimulainya invasi Israel lainnya ke Lebanon. Hal itu diperkirakan akan merugikan AS hingga ratusan juta, bahkan miliaran.

Laporan tersebut juga tidak menyertakan upaya AS pada minggu lalu, yang membantu Israel menggagalkan serangan Iran terbesar yang pernah ada, yang melibatkan hampir 200 rudal. Perkiraan kasar menunjukkan serangan tersebut menelan biaya lebih dari US$ 100 juta (Rp 1,5 triliun) yang membuat AS menggunakan sekitar 12 Rudal Standar.

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

Melansir dari Alarabiya, Selasa, 8 Oktober 2024, beberapa senjata yang dikirim selama tahun lalu termasuk peluru artileri, bom penghancur bunker seberat 2.000 pon, dan bom berpemandu presisi.

Pengisian ulang Iron Dome Israel dan David's Sling yang digunakan untuk pertahanan rudal pun merupakan bantuan AS.

“Pelaporan pemerintah yang tidak konsisten tentang bantuan militer AS ke Israel sangat kontras dengan perlakuan terhadap bantuan militer ke Ukraina, di mana jumlah dolar, saluran pengiriman, dan sistem khusus yang dipasok (termasuk jumlahnya) secara rutin dilaporkan dalam lembar fakta yang disediakan pemerintah secara berkala,” kata studi tersebut.

Militer AS minggu lalu juga mengumumkan bahwa mereka akan mengirim lebih banyak pasukan ke Timur Tengah karena pertempuran antara Hizbullah Lebanon dan Israel meningkat.

"Mengingat meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan sebagai bentuk kehati-hatian, kami akan mengirim sejumlah kecil personel militer AS tambahan untuk menambah pasukan yang sudah ada di kawasan tersebut," kata Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder.

Meski demikian, Ryder tidak memberikan rincian lebih lanjut karena alasan keamanan operasi.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan bahwa tiga skuadron pesawat tambahan yakni F-15E, F-16, dan A-10 akan tiba di Timur Tengah, dengan satu skuadron telah tiba Selasa lalu.

VIVA Militer: Pesawat Tempur Angkatan Udara Amerika, F-15E Strikes Eagles

Photo :
  • Military

AS pun telah meningkatkan jumlah pasukannya dalam beberapa bulan terakhir, dan meningkatkan jumlah total pasukan menjadi 40.000. Tidak jelas berapa banyak lagi yang akan dikerahkan.

Mengenai kampanye yang dipimpin AS untuk mencegah Houthi di Yaman, studi tersebut mengutip Angkatan Laut AS yang memperkirakan amunisi senilai sekitar US$ 1 miliar (Rp 15,6 triliun) telah digunakan hingga Juni.

Studi tersebut pun menghitung bahwa Pentagon mungkin memerlukan dana darurat sebesar US$ 2 miliar (Rp 31,3 triliun) lagi selama beberapa bulan ke depan untuk melanjutkan perang melawan Houthi.

AS juga telah mengerahkan beberapa kelompok penyerang kapal induk ke Laut Merah.Menurut laporan tersebut, kelompok penyerang kapal induk yang terisi penuh dan beroperasi menghabiskan biaya hampir US$ 9 juta (Rp 141,1 miliar) per hari.

"Jadi secara total, aktivitas AS di kawasan tersebut telah menghabiskan biaya setidaknya sekitar US$ 4,86 miliar dan kemungkinan akan meningkat tajam kecuali konflik yang lebih luas dengan Houthi dan aktor regional lainnya diselesaikan," menurut studi tersebut.

VIVA Militer: Rudal MGM-140 ATACMS buatan Amerika Serikat

Intelijen Amerika: Rusia Tidak Mungkin Lancarkan Serangan Nuklir!

Sementara Putin menyatakan sebaliknya.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024