Dukung Donald Trump, Elon Musk Bakal Bagi-bagi Uang ke Pemilih AS Jika Tandatangani Petisi Ini

Elon Musk dan Donald Trump.
Sumber :
  • NPR

Washington, VIVA – Bos Tesla Elon Musk menawarkan US$ 47 atau setara Rp 736 ribu untuk setiap pemilih terdaftar di AS yang merekomendasikan orang lain untuk menandatangani petisi yang mendukung kebebasan berbicara dan hak untuk memiliki senjata. Program ini khusus untuk pemilih terdaftar yang tinggal di negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

"Untuk setiap orang yang Anda rekomendasikan (untuk menandatangani petisi itu) yang merupakan pemilih di negara bagian yang belum jelas arah politiknya, Anda akan mendapatkan $47! Uang mudah," tulis Elon Musk, dikutip dari India Today, Senin, 7 Oktober 2024.

CEO Twitter Elon Musk dan Donald Trump.

Photo :
  • Il Messaggero - Motori
Kunker ke Cina hingga AS, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp294 Triliun

Petisi tersebut, yang diluncurkan di situs web Musk's America PAC, yang dibentuk dengan dukungan beberapa pengusaha teknologi untuk mendukung kampanye presiden Donald Trump tahun 2024, bertujuan untuk mengumpulkan 1 juta tanda tangan dari para pemilih di negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya. Petisi ini mendukung Amandemen Pertama dan Kedua Konstitusi AS.

Amandemen Pertama menetapkan bahwa Kongres AS tidak membuat undang-undang, yang menghormati pendirian suatu agama atau melarang kebebasan beragama.

Tolak Surat Perintah ICC Tangkap PM Israel Netanyahu, AS: Tergesa-gesa, Meresahkan

Amandemen ini juga melindungi kebebasan berbicara, pers, berkumpul, dan hak untuk mengajukan petisi kepada Pemerintah guna mendapatkan ganti rugi atas keluhan. Amandemen Kedua memberi warga negara hak untuk memiliki senjata.

Pada hari Sabtu, 5 Oktober 2024, Musk naik panggung di rapat umum Donald Trump di Butler, Pennsylvania, di mana ia berbicara tentang kampanye Trump dan memperingatkan bahwa ini bisa menjadi "pemilihan terakhir" jika Trump tidak menang.

Ia juga berbicara tentang klaim palsu bahwa Partai Demokrat berencana untuk melanggar hak-hak warga Amerika, termasuk kebebasan berbicara dan hak untuk memiliki senjata.

Lokasi rapat umum di Butler memiliki arti penting, karena lokasi tersebut merupakan lokasi percobaan pembunuhan terhadap Trump selama rapat umum sebelumnya pada bulan Juli.

Petisi ini ditujukan kepada para pemilih di negara-negara medan pertempuran utama seperti Pennsylvania, Georgia, Nevada, Arizona, Michigan, Wisconsin, dan North Carolina, dan hanya berlaku bagi para pemilih terdaftar di negara-negara bagian tersebut.

Petisi itu berbunyi, "Amandemen Pertama dan Kedua menjamin kebebasan berbicara dan hak untuk memiliki senjata. Dengan menandatangani di bawah ini, saya menyatakan dukungan saya terhadap hak-hak ini."

Sebagai informasi, hak senjata di Amerika Serikat telah menjadi isu yang memecah belah, dengan beberapa orang mendukung kemudahan akses terhadap senjata, sementara yang lain berpendapat bahwa senjata menimbulkan ancaman terhadap keselamatan publik dan pribadi.

Kamala Harris, kandidat presiden dari Partai Demokrat, mengakui bahwa dia memiliki senjata selama wawancara dengan Oprah Winfrey, dan menyatakan bahwa setiap penyusup yang masuk ke rumahnya akan ditembak.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Senior Vice President (Policy) US-ABC Marc Mealy, menyampaikan keyakinan kerja sama ekonomi Amerika Serikat dan Indonesia akan semakin berkembang pada masa mendatang.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024