Setahun Agresi Brutal Israel di Gaza, Rakyat Palestina Sengsara hingga Konflik Regional Meluas

Warga Palestina memeriksa bangunan tempat tinggal mereka yang hancur akibat serangan pesawat tempur Israel di Gaza City, Kamis, 4 Juli 2024.
Sumber :
  • ANTARA/Xinhua/Mahmoud Zaki

Gaza, VIVA – Perang antara kelompok Hamas dengan Israel yang sudah berjalan setahun meninggalkan luka politik, keamanan, dan sosial yang mendalam. Kondisi itu terasa di  Timur Tengah.

Serangan Meningkat di Gaza, PBB Minta Keselamatan Pekerja Kemanusiaan Dijamin

Perang di Gaza dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Peperangan itu menyebabkan 1.200 orang tewas di Tel Aviv serta 251 warga disandera.

97 warga di antaranya masih disandera satu tahun kemudian. Lalu, sepertiga dari warga yang disandera itu diyakini telah tewas.

Hizbullah Klaim Berhasil Kalahkan Israel di Lebanon

Serangan itu memicu respons terkuat Israel melalui Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Zionis Israel melancarkan serangan udara dan invasi darat yang bertujuan untuk menghancurkan Hamas. Agresi itu terus berlanjut hingga hari ini.

Jalur Gaza imbas gempuran brutal Israel mengalami kerusakan yang meluas. Pun, dampak infrastrukturnya rusak parah.

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

Melansir dari Atlantic Council, Senin, 7 Oktober 2024, dampak serangan Israel ke Gaza, sekitar 41 ribu orang tewas. Data itu berdasarkan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

VIVA Militer: Prosesi pemakaman pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh

Photo :
  • abcnews.go.com

Situasi kemanusiaan di Gaza juga mencapai tingkat bencana. Kondisi itu dengan rakyat Gaza Palestina yang menghadapi kekurangan pangan besar-besaran. Lalu, warga dilanda penyebaran penyakit. Kemudian, pengungsian 1,9 juta orang dari rumah mereka.

Upaya internasional melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan keputusan Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Netanyahu, Menteri Pertahanan Gallant, dan kepala Hamas Yahya Sinwar belum berbuah hasil. Gempuran di Gaza masih berlanjut.

Upaya Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir sebelumnya berhasil mengamankan gencatan senjata. Kemudian, membebaskan beberapa sandera pada November 2023. Namun, sejak itu konflik di Gaza terus berlanjut tanpa henti.

Kondisi itu meninggalkan kawasan dalam ketidakpastian yang rapuh. Selain itu, mendekati kemungkinan konflik regional yang lebih luas.

Potensi konflik langsung antara Israel dengan Iran sebelumnya tak pernah setinggi ini. Dalam tensi panas dengan Israel, Iran menembakkan hampir dua ratus rudal balistik pada awal Oktober. 

Iran juga sempat melakukan serangan lebih dari 300 rudal dan pesawat nirawak oleh Republik Islam pada April 2024.

Sementara, pemberontak Houthi di Yaman juga menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk meluncurkan rudal ke Israel. Houthi juga terus-menerus menyerang jalur pelayaran barat di Laut Merah dan Selat Bab el-Mandeb.

Selain itu, pertempuran harian di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon menyebabkan puluhan kematian di kedua negara.

Perang dari sejumlah negara yang terlibat potensi perang lebih luas. Kondisi itu kemungkinan meningkat setelah pembunuhan Israel terhadap Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada September 2024. Lalu, invasi daratnya ke Lebanon selatan yang dilakukan oleh IDF.

"Satu tahun berlalu, perang Gaza masih belum terselesaikan dan potensi perang di seluruh wilayah menjadi lebih mungkin terjadi," demikian laporan Atlantic Council.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya