Cara Israel Lacak Pergerakan Hassan Nasrallah, Spekulasi Ledakan Pager di Lebanon Terkuak

Serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan pemimpin Hizbullah
Sumber :
  • Al Jazeera

Beirut, VIVA – Tewasnya pimpinan Hizbullah Hassan Nasrallah menjadi pertanyaan bagi publik, terutama bagaimana Israel dapat melacak pemimpin kelompok tersebut.

Baru-baru ini, Financial Times melaporkan bahwa serangan udara yang menewaskan Nasrallah adalah hasil operasi intelijen Israel selama bertahun-tahun yang menembus seluruh jaringan pemimpin kelompok tersebut. Hal ini memungkinkannya Nasrallah dilacak hingga ke pusat komando bawah tanahnya di Beirut.

Militer Israel diketahui menggunakan 80 ton bom penghancur bunker yang dirancang khusus untuk menghancurkan tempat persembunyian Hizbullah, yang dijaga ketat, pada Jumat, 27 September 2024, dan membunuh Nasrallah, yang telah berulang kali selamat dari beberapa upaya pembunuhan sebelumnya.

"Kematian Nasrallah persis seperti yang diharapkan Israel ketika meluncurkan kampanye pengeboman hari itu," demikian laporan Financial Times, dikutip pada Senin, 30 September 2024.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan Israel

Photo :
  • Al Jazeera

Infiltrasi Israel ke Hizbullah

Tanpa sepengetahuan Nasrallah, intelijen Israel sangat menyadari pergerakan pimpinan Hizbullah itu setelah bertahun-tahun melakukan peretasan dan pengawasan terhadap kelompok Lebanon tersebut, yang merupakan salah satu milisi terbesar dan bersenjata lengkap di dunia.

Setelah gagal membunuh Nasrallah beberapa kali selama perang tahun 2006, Direktorat Intelijen Militer Israel (Aman) mengabdikan dirinya untuk menyusup ke Hizbullah.

Negara Yahudi itu mendapat terobosan besar pada tahun 2012 ketika kelompok Hizbullah mengerahkan pejuangnya ke Suriah untuk membantu sekutunya Presiden Bashar al-Assad meredakan pemberontakan.

Mantan pejabat intelijen Israel dan politisi Lebanon mengatakan bahwa pertempuran di Suriah mengungkap banyak sekali informasi dari kelompok teror yang selama ini tertutup itu, dengan Hizbullah terus-menerus menerbitkan informasi tentang para pejuangnya yang terbunuh yang mengungkapkan informasi pribadi mereka.

"Mereka berubah dari orang yang sangat disiplin dan puritan menjadi seseorang yang (ketika membela Assad) membiarkan lebih banyak orang masuk daripada yang seharusnya," ucap Yezid Sayigh, seorang peneliti senior di Carnegie Middle East Center.

“Kepuasan diri dan kesombongan itu diikuti oleh perubahan dalam keanggotaannya. Mereka mulai menjadi lembek," sambungnya.

Spekulasi Ledakan Pager

Data baru ini memungkinkan Israel untuk menyusun profil lengkap para anggota Hizbullah, termasuk para petinggi yang akan menghadiri pemakaman para pejuang yang terbunuh.

Setelah mempersempit targetnya, Israel kemudian mulai meretas perangkat komunikasi Hizbullah, dengan mata-mata yang mampu melacak pergerakan pasti para operator Hizbullah, terkadang melalui ponsel istri mereka.

Mata-mata Israel juga melacak pergerakan para pemimpin Hizbullah dengan meretas kamera pengintai di Lebanon, dan bahkan membaca odometer mobil mereka.

"Akibatnya, Israel mengetahui bahwa setiap kali rutinitas kelompok itu menyimpang, serangan akan segera terjadi," kata pejabat Israel kepada FT.

Hal itu terjadi pada hari Jumat ketika Israel membombardir Beirut, dengan para pejabat mengetahui bahwa Nasrallah sedang dalam perjalanan ke bunker komando dan kendalinya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat itu berada di New York untuk menyampaikan pidatonya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika ia memberikan lampu hijau atas keputusan untuk menjatuhkan senjata ideal Israel guna mengalahkan Nasrallah.

Negara Yahudi tersebut juga telah merencanakan serangan itu selama berbulan-bulan karena telah mengembangkan bom yang dilengkapi dengan ledakan terjadwal, yang menembus tanah, sehingga bom berikutnya dapat mencapai lebih dalam.

Tidak seperti AS, yang memiliki pesawat pengebom berat dan bom Massive Ordnance Penetrator seberat 30.000 pon untuk menghancurkan bunker di bawah tanah, militer Israel hanya memiliki jet tempur, yang membatasi ukuran persenjataan yang dapat dibawa oleh pesawat tempur.

Tapi, serangan udara Israel berhasil mencapai tempat persembunyian Nasrallah yang berada 60 kaki di bawah tanah.

Kondisi Jasad Hassan Nasrallah Saat Dievakuasi dari Reruntuhan Bangunan

Meskipun Hizbullah tidak mengatakan bagaimana Nasrallah tewas, sumber medis dan keamanan Lebanon mengatakan bahwa pemimpin teror itu tidak mengalami luka langsung dan kemungkinan besar tewas akibat trauma akibat bendal tumpul dari ledakan itu, setelah jasadnya ditemukan utuh pada hari Minggu, 29 September 2024.

Serangan itu merupakan salah satu serangan terbesar yang pernah terjadi di Beirut, dan menghancurkan enam bangunan saat mengguncang area yang terletak di dekat markas Hizbullah.

Paus Fransiskus Kecam Serangan Israel di Gaza dan Lebanon: Tindakan Tidak Bermoral!

Salah satu bangunan yang terguncang oleh ledakan itu adalah sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terletak sekitar 173 kaki dari gedung tempat Nasrallah berada.

Pasukan Pertahanan Israel menyamakan situasi itu dengan taktik Hamas yang bersembunyi di lokasi permukiman untuk menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Israel Gempur Seluruh Lebanon, 70 Orang Tewas

Netanyahu pum memuji kematian Nasrallah sebagai "titik balik bersejarah" di tengah meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah, yang mengancam perang habis-habisan di wilayah tersebut.

"Nasrallah bukan sekadar teroris biasa, dia adalah teroris itu sendiri. Selama Nasrallah masih hidup, dia akan segera membangun kembali kemampuan yang kita ambil dari Hizbullah."

VIVA Militer: Bom Mark84 (BLU-117) buatan Amerika Serikat (AS)

Terbongkar, Israel Gunakan Bom Amerika Buat Bunuh Pentolan Hizbullah

Nasrallah tewas pada 27 September 2024.

img_title
VIVA.co.id
30 September 2024