Menantu Donald Trump: Israel Tak Bisa Mundur, Selesaikan Tugas Habisi Hizbullah!
- The New Arab/Getty
Washington, VIVA – Aksi militer Israel yang menyerang Lebanon demi memburu kelompok Hizbullah jadi sorotan dan menuai kecaman dari dunia internasional. Namun, masih ada juga yang membela Israel.
Seorang penasihat utama eks Presiden AS Donald Trump, Jared Kusher mengatakan Israel harus diizinkan untuk menyelesaikan 'kekalahan' Hizbullah. Apalagi, setelah Israel berhasil membunuh pemimpin kelompok itu Hassan Nasrallah.
Jared Kushner yang juga menantu Trump memuji pembunuhan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran Israel di pinggiran selatan Beirut.
Kushner menyebut kematian Nasrallah sebagai hari terpenting di Timur Tengah sejak terobosan Perjanjian Abraham. Hal ini merujuk kesepakatan normalisasi kontroversial yang dimediasi AS. Kesepakatan itu ditandatangani Israel dan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko pada 2020.
"Saya telah menghabiskan waktu berjam-jam mempelajari Hizbullah. Dan, tidak ada seorang pun ahli di bumi yang berpikir bahwa apa mungkin Israel memenggal dan merendahkan mereka," tulis Kushner dalam pernyataan di akun X, dikutip dari The New Arab, Senin, 30 September 2024.
Dia juga menyindir pemerintahan Presiden Joe Biden saat ini karena mencoba meredakan situasi di Lebanon dan mendorong kesepakatan gencatan senjata.
"Siapa pun yang menyerukan gencatan senjata di utara (Israel dengan Lebanon) salah. Israel tidak bisa mundur," ujar Kushner.
Kushner bilang Israel saat ini dapat kesempatan untuk mengalahkan Hizbullah.
"Mereka tidak bisa untuk tidak menyelesaikan tugas dan sepenuhnya membongkar persenjataan yang telah ditujukan kepada mereka. Mereka tidak akan pernah mendapatkan kesempatan (untuk mengalahkan Hizbullah) lagi," ujar Kushner.
Ia menuturkan AS saat ini mesti memberitahu bahwa langkah Israel memburu Hizbullah adalah sebagai perjuangan.
"Langkah yang tepat bagi Amerika sekarang adalah memberi tahu Israel untuk menyelesaikan tugas. Sudah lama tertunda. Dan itu bukan hanya perjuangan Israel."
Ia pun mengatakan Iran sangat lemah saat kematian komando senior Hizbullah oleh Israel. Kata dia, Iran kini tak lagi memiliki 'proksi utuh' yang menimbulkan ancaman serius bagi Israel.
"Iran sekarang sepenuhnya terekspos," tulis Kushner.
"Alasan mengapa fasilitas nuklir mereka belum dihancurkan, meskipun sistem pertahanan udaranya lemah, adalah karena Hizbullah telah menjadi senjata yang diarahkan ke Israel. Iran menghabiskan empat puluh tahun terakhir membangun kemampuan ini sebagai pencegahnya." tambah Kushner.
Dia juga melempar tuduhan bahwa Iran coba membunuh Trump hanya karena eks Presiden AS itu sering mengejek Iran.
"Upaya bodoh mereka untuk membunuh Presiden Trump dan meretas kampanyenya menunjukkan keputusasaan dan memperkeras koalisi besar untuk melawan mereka."
Kushner juga bangga dengan serangan Israel yang 'brilian' di Lebanon pada 17 dan 18 September 2024. Dalam serangan itu, 37 orang tewas dan melukai ribuan orang.
Meski sebagian besar korban adalah personel yang berafiliasi dengan Hizbullah, serangan Israel itu juga menewaskan dan melukai warga sipil termasuk anak-anak.
"Setelah keberhasilan taktis yang brilian dan cepat dari pager, radio, dan penargetan para pemimpin, gudang senjata besar Hizbullah tidak dijaga dan tidak berawak," sebutnya.
"Sebagian besar pejuang Hizbullah bersembunyi di terowongan mereka. Siapa pun yang masih ada di sekitar tidak cukup penting untuk membawa pager atau diundang ke pertemuan pimpinan," ujarnya.