Netanyahu kini serang infrastruktur penting milik Houthi di Yaman
- Amir Cohen/Pool Photo via AP
Ras Issa, VIVA – Pada hari Minggu, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap infrastruktur milik Houthi yang didukung Iran di Yaman, menurut laporan dari AFP.
Juru bicara militer Israel, Kapten David Avraham, mengungkapkan bahwa operasi tersebut melibatkan puluhan pesawat Angkatan Udara, termasuk jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, dan pesawat pengintai, yang menyerang target-target militer Houthi di wilayah Ras Issa dan Hodeida.
Serangan ini terjadi hanya sehari setelah Israel mencegat rudal yang ditembakkan oleh Houthi menuju Bandara Internasional Ben Gurion, dekat Tel Aviv. Houthi sendiri mengklaim bahwa serangan rudal tersebut bertepatan dengan kembalinya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke negaranya setelah berpidato di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Dalam operasi udara berskala besar hari ini, puluhan pesawat Angkatan Udara, termasuk jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, dan pesawat pengintai, menyerang target penggunaan militer rezim teroris Houthi di wilayah Ras Issa dan Hodeida di Yaman," kata juru bicara militer Kapten David Avraham dilansir dari Hindustan Times.
Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat, terutama setelah serangan udara Israel yang menewaskan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah yang juga mendapat dukungan dari Iran. Kematian Nasrallah menjadi duka bagi Houthi, yang menganggapnya sebagai sekutu utama mereka dalam perjuangan melawan Israel.
Selain itu, pada hari yang sama, Hizbullah mengkonfirmasi bahwa serangan udara Israel juga menewaskan Nabil Kaouk, salah satu pemimpin tinggi mereka. Kaouk, yang merupakan wakil kepala Dewan Pusat Hizbullah dan pernah menjabat sebagai komandan militer kelompok tersebut di Lebanon selatan, merupakan target strategis dalam operasi militer Israel yang terus berlanjut.
Di sisi lain, Israel juga melaporkan serangan yang ditujukan pada Hamas. Mereka mengklaim telah melakukan serangan tepat sasaran terhadap pusat komando Hamas yang beroperasi di sebuah sekolah di Umm al-Fahm, Beit Lahiya, meskipun tidak memberikan bukti konkret mengenai klaim tersebut.
Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan sekitar 90% dari populasi 2,3 juta orang terpaksa mengungsi akibat perang yang berlangsung hampir setahun. Ratusan ribu orang kini tinggal di sekolah-sekolah yang ditutup atau di kamp-kamp tenda yang tidak layak huni, menambah kompleksitas krisis kemanusiaan yang dihadapi kawasan tersebut.