Setelah Serangan Israel ke Beirut, Begini Nasib Pentolan Hizbullah
- The New Arab/Getty
Beirut, VIVA – Tentara Israel melancarkan gelombang serangan udara di selatan Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada Jumat (27/9/2024) waktu setempat, yang menargetkan markas besar Hizbullah.
Serangan ini mengakibatkan kepulan asap tebal membumbung tinggi dan menghancurkan beberapa bangunan di area padat penduduk.
Sumber dari Hizbullah, dilansir dari The New Arab, Sabtu (28/9/2024), menyebutkan bahwa serangan tersebut menghancurkan enam bangunan, menewaskan dua orang, dan melukai 76 lainnya.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengkonfirmasi bahwa serangan itu ditujukan untuk menargetkan "markas besar" Hizbullah.
Laporan media Israel mengklaim bahwa kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah, menjadi sasaran serangan tersebut, meskipun sumber dekat Hizbullah menyatakan bahwa dia "baik-baik saja." Namun, tentara Israel mengklaim bahwa Nasrallah kemungkinan terbunuh.
Hizbullah membantah laporan Israel dan menegaskan tidak ada "kebenaran" dalam klaim tersebut. Nasrallah, yang memiliki status kultus di kalangan pendukungnya, telah hidup bersembunyi sejak perang melawan Israel pada 2006, menghindari ancaman pembunuhan.
Serangan ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengakhiri pidatonya di Majelis Umum PBB, di mana ia berjanji untuk terus berjuang melawan Hizbullah.
"Selama Hizbullah memilih jalan perang, Israel tidak punya pilihan lain, dan Israel punya hak penuh untuk menyingkirkan ancaman ini dan mengembalikan warga kami ke rumah mereka dengan aman," kata Netanyahu.