Militer China Siaga Tinggi, Ini Penyebabnya
- gagadget.com
Beijing, VIVA – Militer China mengatakan bahwa pihaknya dalam siaga tinggi, pada Kamis, 26 September 2024. Beijing juga telah mengajukan keluhan kepada Tokyo setelah sebuah kapal perang Jepang berlayar melalui Selat Taiwan untuk pertama kalinya.
Sementara itu, Juru bicara pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi menolak mengomentari laporan tersebut karena hal itu dianggap menyangkut operasi militer.
Beijing pun mengonfirmasi bahwa militernya telah menanggapi aktivitas kapal Pasukan Bela Diri Jepang yang memasuki Selat Taiwan.
"China sangat waspada terhadap niat politik dari tindakan Jepang dan telah mengajukan keberatan tegas kepada Jepang," kata juru bicara kementerian luar negeri Lin Jian, dikutip dari NDTV, Sabtu 28 September 2024.
Tidak hanya Jepang, Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya juga semakin sering melintasi Selat Taiwan sepanjang 180 kilometer (112 mil) untuk memperkuat statusnya sebagai jalur perairan internasional, yang membuat China marah.
Menurut media Jepang, kapal perusak Sazanami melakukan perjalanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Rabu, 25 September 2024.
Kapal militer dari Selandia Baru dan Australia juga berlayar melalui jalur perairan pada hari yang sama, kata kementerian pertahanan Wellington pada hari Kamis.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan bahwa salah satu kapalnya melakukan pelayaran pertamanya melalui Selat Taiwan dalam tujuh tahun, bersama dengan kapal perusak berpeluru kendali Australia untuk menegaskan hak kebebasan navigasi.
Pejabat tersebut menambahkan bahwa misi tersebut tidak dilakukan dengan Jepang.
Di sisi lain, media Jepang mengatakan ketiga negara berencana melakukan latihan militer di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Kementerian Pertahanan China juga mengonfirmasi pada hari Kamis bahwa kapal-kapal dari ketiga negara tersebut melakukan operasi transit melalui Selat Taiwan.
"Militer China tetap waspada dan memantau jalur-jalur ini," ucap juru bicara Zhang Xiaogang.
"Operasi-operasi ini akan merusak kedaulatan dan keamanan China. (Militer China) akan tetap waspada dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melawan ancaman dan provokasi ini," pungkasnya.