Dewan Eropa: Keamanan Israel Akan Terus Terganggu Kecuali Negara Palestina Didirikan
- thenationalnews.com
Ankara, VIVA - Ketua Dewan Eropa Charles Michel pada Kamis, 26 September 2024, memperingatkan bahwa Israel tidak dapat mencapai keamanan tanpa perdamaian yang langgeng.
"Saya sampaikan ini kepada pemerintah Israel, berusaha mencapai keamanan tanpa perdamaian adalah hal yang mustahil," kata Michel dalam pidatonya pada Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York.
"Tanpa perdamaian, tidak akan ada keamanan yang bertahan lama. Dunia yang didorong oleh balas dendam adalah dunia yang kurang aman. Rakyat Palestina berhak atas negara mereka sendiri."
"Keamanan Israel dan semua orang Yahudi akan terus terganggu kecuali negara Palestina didirikan," kata Michel menambahkan.
"Ini akan mengakibatkan polarisasi dan melemahkan sistem internasional yang tidak bisa dibangun dengan standar ganda."
Mengenai konflik di Gaza, yang digempur Israel sejak Oktober 2023 hingga menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina, Michel mengatakan "Kami menginginkan gencatan senjata segera, sesuai pandangan Mahkamah Internasional."
"Nyawa setiap warga sipil berharga," katanya, menegaskan. "Kami mengutuk semua serangan tanpa pandang bulu yang menargetkan penduduk sipil."
"Uni Eropa sedang bertindak dan ingin meningkatkan upaya untuk mencapai perdamaian abadi dalam kerangka solusi dua-negara. Eskalasi yang tidak ada habisnya harus dihentikan," ujarnya.
"Kami menginginkan negara Israel yang demokratis, kuat, hidup damai dan aman, berdampingan dengan rakyat Palestina," kata Michel.
"Rakyat Palestina harus memiliki negara yang stabil dan layak. Mereka juga berhak dihormati dan memiliki martabat."
Ia juga menyebut serangan Israel terhadap Lebanon sebagai "tindakan yang tidak bertanggung jawab."
Israel memulai serangan udara besar-besaran di Lebanon awal pekan ini, dan dikabarkan sedang mempersiapkan kemungkinan serangan darat.
Pertempuran lintas batas yang berlangsung hampir setahun antara Israel dan Hizbullah, yang dipicu oleh perang di Gaza, telah menyebabkan ribuan orang di kedua sisi perbatasan mengungsi. (ant)