Menteri Israel Ancam Mundur Jika Netanyahu Setujui Gencatan Senjata dengan Lebanon

VIVA Militer: Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir
Sumber :
  • wsj.com

Tel Aviv, VIVA – Menteri Keamanan Nasional Israel yang kontroversial, Itamar Ben-Gvir, pada hari Kamis, 26 September 2024, mengancam akan keluar dari koalisi yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

Drone Irak Bobol Iron Dome Israel, Pelabuhan Eilat Jadi Sasaran

Melansir dari Middle East Monitor, Jumat, 27 September 2024, ancaman itu akan terjadi jika Netanyahu menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon

VIVA Militer: Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir

Photo :
  • middleeastmonitor.com
Komandan Angkatan Udara Hizbullah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Diketahui, AS, Uni Eropa, dan sembilan negara lainnya meminta Israel dan Hizbullah, pada Rabu malam, 27 September 2024, untuk menyetujui gencatan senjata selama 21 hari di tengah meningkatnya perang lintas perbatasan mereka.

Ben-Gvir mengatakan kepada Netanyahu bahwa Partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi) miliknya tidak akan memberikan suara bersama koalisi jika pemerintah menyetujui gencatan senjata sementara dengan Hizbullah.

Tolak Proposal Gencatan Senjata, Netanyahu Serukan Perang Total dengan Lebanon

Menteri ekstremis itu juga mengancam selama pertemuan partai akan meninggalkan pemerintahan jika gencatan senjata antara kedua negara terjadi permanen.

“Kami tidak akan meninggalkan penduduk di utara. Setiap hari gencatan senjata ini berlaku dan Israel tidak berperang di utara. (Partai) Otzma Yehudit tidak berkomitmen pada koalisi,” kata Ben-Gvir.

Sebagai informasi, Israel telah menggempur Lebanon sejak Senin pagi, 23 September 2024, dan menewaskan lebih dari 650 orang serta melukai lebih dari 2.500 lainnya, menurut angka yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.

VIVA Militer: Perumahan warga Lebanon jadi sasaran serangan militer Israel

Photo :
  • Anadolu Agency/Houssam Shbaro

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam konflik lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.500 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.

Masyarakat internasional juga telah memperingatkan serangan terhadap Lebanon, karena hal itu dikhawatirkan akan meningkatkan konflik Gaza secara regional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya