Menteri Israel Minta Muslim Syiah Lebanon di Perbatasan Israel Dimusnahkan

Menteri Urusan Diaspora Israel Amichai Chikli
Sumber :
  • Twitter

Tel Aviv, VIVA – Seorang menteri Israel telah menyerukan agar "populasi Syiah" Lebanon dijauhkan dari perbatasan Israel, karena militer negaranya meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah di utara.

AS Ancam Akan Menarik Diri dari Mediasi Gencatan Senjata Israel-Lebanon

Menulis di X, Menteri Urusan Diaspora Amichai Chikli mengatakan selama akhir pekan bahwa zona penyangga harus dibuat di Lebanon selatan.

Dia mengatakan bahwa meskipun memiliki bendera dan meskipun memiliki lembaga politik, Lebanon tidak memenuhi definisi sebuah negara.

Dewan Islam Prancis Sebut Putusan ICC Tangkap Netanyahu sebagai 'Secercah Harapan'

Dia juga mengunggah gambar peta yang mempertanyakan batas-batas Suriah dan Lebanon saat ini, merujuk pada perjanjian Sykes-Picot tahun 1916 yang membagi Levent menjadi wilayah pengaruh Inggris dan Prancis.

"Zona penyangga yang diperbarui, seharusnya bebas dari populasi musuh. Ini adalah perintah dan itu adalah hal yang benar dan paling adil untuk dilakukan baik dari sudut pandang keamanan, politik maupun moral," kata Chikli, dikutip dari Middle East Eye, Kamis, 26 September 2024.

Iran: Wanita dan Anak Peremuan di Gaza Hadapi Kekerasan yang Belum Terjadi Sebelumnya

Chikli juga sebelumnya telah mengundang kontroversi melalui hubungannya yang dipublikasikan secara luas dengan para pemimpin sayap kanan Eropa, termasuk Marine Le Pen.

Selama tiga hari terakhir, Israel telah membombardir Lebanon selatan dan timur. Pada hari Senin saja, sedikitnya 100 warga Lebanon tewas akibat serangan Israel.

Sementara itu, Hizbullah mengatakan telah menargetkan pangkalan udara militer Ramat David milik Israel dan pabrik senjata Rafael di dekat Haifa dengan serangan roket.

Konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah ini, sebuah gerakan yang lahir dari perlawanan terhadap pendudukan Israel tahun 1982-2000 di Lebanon selatan, dimulai sehari setelah serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.

Hizbullah mengatakan tidak menginginkan perang skala besar dengan Israel dan akan menghentikan serangan roket dan artileri, yang menurutnya dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan orang-orang yang menjadi sasaran tembakan di Gaza, setelah gencatan senjata disepakati antara Hamas dan pemerintah Israel.

Pertempuran di kedua negara itu pun telah menewaskan ratusan warga Lebanon dan puluhan warga Israel.

Sementara itu, menteri-menteri Israel semakin vokal dalam seruan mereka untuk mengambil tindakan militer langsung terhadap Lebanon.

Berbicara di TV Israel minggu lalu, menteri pendidikan negara itu menyerukan agar Lebanon dihancurkan seluruhnya.

"Tidak ada perbedaan antara Hizbullah dan Lebanon. Lebanon akan dimusnahkan. Lebanon tidak akan ada lagi," ujar Yoav Kisch.

Puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan telah mengungsi. Di Gaza, pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina.

Beberapa negara, termasuk Rusia, Yordania, dan Mesir, semuanya mengatakan bahwa serangan Israel di Lebanon dalam beberapa hari terakhir merupakan upaya untuk menyeret Timur Tengah ke dalam perang regional yang lebih luas.

VIVA Militer: Serangan roket Hizbullah di wilayah utara Israel

Hizbullah Tembakkan 250 Roket ke Israel, Sejumlah Orang Luka-luka

Hizbullah telah menembakkan sekitar 250 roket dan proyektil lainnya ke Israel yang melukai tujuh orang di lokasi tersebut.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024