China Tegas Dukung Lebanon dan Menentang Serangan Israel kepada Warga Sipil
- Stefani Reynolds/Pool via REUTERS/wsj.
Istanbul, VIVA - Kementerian Luar Negeri China menyatakan dengan tegas mendukung Lebanon dalam menjaga kedaulatan, keamanan, dan martabat nasionalnya, serta menentang serangan tanpa pandang bulu yang dilakukan Israel terhadap warga sipil.
“China terus mengikuti perkembangan terkini di kawasan ini, terutama ledakan perangkat komunikasi baru-baru ini di Lebanon dan dengan tegas menentang serangan sembarangan terhadap warga sipil,” kata Menteri Luar Negeri China Wang Yi, berdasarkan pernyataan Kementerian Luar Negeri China yang dilaporkan Anadolu, Selasa, 24 September 2024.
Menteri Wang Yi yang bertemu dengan rekannya Menteri Luar Negeri Etiopia Abdallah Bou Habib di New York, bertukar pandang mengenai situasi di Timur Tengah dan Wang berkata bahwa kekerasan melawan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah di Timur Tengah.
“China mengecam keras tindakan apa pun yang melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional,” ucapnya.
Yi juga menambahkan bahwa situasi saat ini merupakan perwujudan dari dampak limpahan konflik di Gaza. China, lanjutnya, menyerukan untuk mewujudkan gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan secara menyeluruh serta memastikan penerapan solusi dua negara yang efektif.
Israel telah melancarkan rentetan serangan udara ke Lebanon selatan dan timur.
Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 492 orang tewas, termasuk 35 anak-anak, dan 1.645 orang terluka dalam serangan sejak Senin pagi yang juga memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal perang Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Serangan itu terjadi usai serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Israel mengintensifkan serangannya ke Lebanon dan mengabaikan peringatan komunitas internasional bahwa hal itu berisiko menyebarkan konflik Gaza ke wilayah lain. (ant)