RI Dorong GNB Lawan Ketidakadilan terhadap Palestina, Menlu Retno Sampaikan Pesan Menyentuh

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti Pertemuan Menlu ASEAN dengan Perwakilan Komite HAM Antarpemerintah ASEAN (AICHR) di Vientiane, Laos, Rabu, 24 Juli 2024.
Sumber :
  • ANTARA

Jakarta, VIVA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong kesatuan negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) untuk membantu melawan ketidakadilan yang dilakukan Israel terhadap Palestina.

Israel Berlakukan Jam Malam dan Tutup Toko-toko di Kota Deir Istiya Tepi Barat

Dorongan itu dia sampaikan selama pertemuan tingkat menteri GNB di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB di New York pada 23 September 2024, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Selasa, 24 September 2024.

Dalam pertemuan itu, Retno menekankan pentingnya pertemuan tersebut di tengah peningkatan jumlah korban tewas di Gaza yang telah melampaui 41 ribu orang.

Kondisi Gaza Makin Memprihatinkan, Gerakan Cinta dan Peluk Palestina Digaungkan

VIVA Militer: Tentara Israel mempersekusi warga sipil Palestina

Photo :
  • middleeasteye.net

"Ini bukan sekadar angka. Mereka adalah laki-laki, perempuan, dan anak-anak tak berdosa yang hidupnya tiba-tiba berakhir secara tidak adil akibat konflik," kata Retno.

Blak-blakan, Presiden Cile Sebut Netanyahu Penjahat Perang

Dia menambahkan bahwa selama berbulan-bulan PBB tetap lumpuh, sementara kebrutalan yang dilakukan Israel terus terjadi, bahkan makin menyebar ke seluruh kawasan Timur Tengah.

Retno kemudian bertanya kepada para anggota GNB tentang kemungkinan upaya yang bisa dilakukan gerakan tersebut untuk menghentikan aksi kekerasan tersebut.

Dia pun menekankan bahwa hal yang terjadi di Palestina bukan sekadar konflik, melainkan serangan terhadap fondasi sistem multilateral.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)

Photo :
  • timesofisrael.com

Penerapan hukum internasional yang selektif dan lingkungan yang penuh impunitas (kekebalan) telah membuat sebagian besar negara berkembang di belahan bumi selatan frustrasi, katanya.

Kesenjangan geopolitik di antara negara-negara besar telah memungkinkan terjadinya situasi di mana hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional diabaikan dan suatu negara dapat bertindak tanpa hukuman atau konsekuensi, ujar Retno.

Situasi semacam itu, menurut dia, tidak dapat ditoleransi.

Ilustrasi Rapat Dewan Keamanan (DK) PBB

Photo :
  • UN Security Council

"Menjelang peringatan 70 tahun Konferensi Bandung pada 2025, kita harus mengingat kembali Semangat Bandung, yaitu semangat solidaritas, perdamaian, dan kerja sama antarbangsa," katanya.

"Dalam semangat ini, Gerakan Non-Blok harus bersatu sebagai gerakan yang memperjuangkan sistem multilateral yang adil dan setara serta menghormati hukum internasional dan menjadi pelopor dalam bertindak sebagai kekuatan positif bagi keadilan dan kemanusiaan," tambahnya.

Lebih dari sebelumnya, menurut Retno, Gerakan Non-Blok harus menyalakan kembali Semangat Bandung untuk menghadapi ketidakadilan yang dilakukan terhadap Palestina, meningkatkan pengaruh multilateral gerakan tersebut, dan fokus pada pembangunan kembali Palestina.

Gerakan tersebut juga perlu memanfaatkan kekuatan kolektif untuk menuntut akuntabilitas, dan untuk menggalang pengakuan terhadap negara Palestina, serta untuk menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara.

"Sudah saatnya bertindak dengan persatuan dan dengan tindakan yang berarti," kata Retno. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya