Uni Eropa sebut Situasi di Timur Tengah sangat Mengkhawatirkan dan Berbahaya

Perwakilan Tinggi Uni Eropa urusan Luar Negeri dan Keamanan Josep Borrell
Sumber :
  • AP Photo/Altaf Qadri

New York, VIVA – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell pada Senin, 23 September 2024, menggambarkan situasi di Lebanon sebagai hal yang sangat mengkhawatirkan dan berbahaya. Melansir dari ANews, Selasa, 24 September 2024, Borell juga memperingatkan bahwa risiko spillover regional meningkat.

Houthi Sebut Ketahanan dan Perlawanan Hizbullah Paksa Israel Setuju Gencatan Senjata

Berbicara menjelang pertemuan informal Menteri Luar Negeri Uni Eropa di New York, Borrell mengatakan mereka memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa multilateralisme berhasil.

"Sistem aturan internasional tidak pernah diterapkan dengan begitu lemah dan tidak dihormati," kata Borell.

Hizbullah Klaim Berhasil Kalahkan Israel di Lebanon

VIVA Militer: Ledakan di kota Haifa, Israel, akibat serangan rudal Hizbullah

Photo :
  • alarabiya.net

Diplomat UE itu juga mengingatkan bahwa ia akan mengoordinasikan pendekatan anggota Uni Eropa minggu ini, dan mencatat bahwa perang di Ukraina dan situasi di Timur Tengah berada di puncak agenda.

Presiden China Xi Jinping: Solusi Dua-Negara Fundamental untuk Perdamaian Palestina

Mengenai situasi di Timur Tengah, Borrell menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di Lebanon, dengan mengatakan bahwa hal itu menjadi sangat sangat mengkhawatirkan, berbahaya, dengan akan banyak korban sipil.

Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa banyak orang pindah dari Lebanon Selatan ke Utara karena mereka telah diperingatkan bahwa pasukan Israel akan mengebom setiap sasaran yang terkait dengan Hizbullah.

"Di sisi lain, di pihak Israel, ada lebih dari 100.000 orang yang telah dipaksa mengungsi karena serangan Hizbullah," ucapnya.

"Risiko spillover regional meningkat. Ada jalan menuju keamanan bagi kedua belah pihak, yaitu resolusi Dewan Keamanan," tambahnya.

Serangan Israel ke Lebanon

Photo :
  • Dok. Arab News/AFP

Sebagai informasi, 492 orang termasuk 42 wanita dan 35 anak-anak tewas dan lebih dari 1.645 lainnya terluka dalam serangan udara Israel besar-besaran yang menargetkan beberapa wilayah di Lebanon sejak Senin pagi, 23 September 2024, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa serangan udara Israel telah menghancurkan ribuan rudal dan roket yang ditujukan ke kota-kota Israel dan warga Israel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya