Kamala Harris Ungguli Donald Trump dalam Survei Terbaru Capres AS
- AP Photo/Eric Gay
Washington, VIVA – Calon presiden dari Partai Demokrat AS Kamala Harris mengungguli pesaingnya dari Partai Republik Donald Trump dengan selisih 5 poin persentase dalam survei terbaru NBC News, yang dirilis pada Minggu, 22 Septembee 2024.
Dalam survei tersebut, responden memandangnya lebih positif sejak Harris muncul sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat.
Ketika ditanya tentang pandangan mereka terhadap Harris sejak ia menjadi calon presiden, 48 persen dari 1.000 pemilih terdaftar yang disurvei mengatakan pandangan mereka positif terhadap wakil presiden AS itu.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pada bulan Juli, yang hanya mencapai 32 persen.
Melansir dari India Today, Senin, 23 September 2024, 48 persen itu merupakan lonjakan terbesar di antara peringkat politisi yang disurvei oleh NBC.
Di sisi lain, ketika ditanya tentang Trump, 40 persen responden mengatakan mereka memandangnya secara positif.
Trump sebelumnya mendapat 38 persen pada bulan Juli, kata jaringan berita tersebut.
Jajak pendapat yang dilakukan pada tanggal 13-17 September tersebut memiliki margin kesalahan sebesar 3 poin persentase.
Jajak pendapat CBS News yang terpisah juga menemukan Harris mengungguli Trump, dengan 4 poin persentase, 52 persen untuk Harris dan 48 persen untuk Trump, dengan margin of error rate plus atau minus 2 poin persentase.
Temuan tersebut secara umum sejalan dengan jajak pendapat nasional terkini lainnya, termasuk yang dilakukan oleh Reuters/Ipsos, yang menunjukkan persaingan ketat menjelang pemilihan umum 5 November 2024.
Sementara survei nasional memberikan sinyal penting tentang pandangan para pemilih, hasil Electoral College dari negara bagian ke negara bagian sangat menentukan pemenangnya.
Trump, mengajukan tawaran ketiga berturut-turut untuk menduduki Gedung Putih setelah kalah dari Joe Biden pada tahun 2020, yang terus ia salahkan atas kecurangan pemilih yang meluas sambil menghadapi tuntutan pidana federal dan negara bagian atas upaya untuk membatalkan hasil pemilu
Harris, adalah mantan senator dan jaksa AS yang kini menjabat di bawah Biden. Ia akan menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai presiden AS dalam 248 tahun jika ia berhasil terpilih.
"Ia mampu mengubah ini dari persaingan yang merupakan referendum bagi Joe Biden menjadi persaingan yang merupakan referendum bagi Donald Trump," kata Amy Walter, penerbit dan pemimpin redaksi Cook Political Report yang nonpartisan, kepada "Meet the Press" di NBC.
Dalam jajak pendapat CBS terhadap 3.129 pemilih terdaftar yang disurvei pada 18-20 September, Harris naik tipis 2 poin persentase setelah terbagi 50-50 pada bulan Agustus.
Hal itu juga didukung oleh penampilannya dalam debat 10 September dan berita ekonomi yang cerah.