Pentolan Partai Aliran Marxis Dissanayaka Terpilih jadi Presiden Sri Lanka, Ini Profilnya

Presiden Sri Lanka Anura Kumara Dissanayaka (kanan)
Sumber :
  • Istimewa

Karachi, VIVA - Negara Sri Lanka yang ekonominya tengah ;babak belur' kini punya Presiden baru yaitu Anura Kumara Dissanayaka. Anura Dissanayaka terpilih sebagai Presiden ke-9 Sri Lanka, negara yang saat ini terjerat krisis keuangan.

Wakil Mendagri: Sistem Politik atau Sistem Pemilu Indonesia Boros

Dissanayaka terpilih pada Minggu kemarin dengan kemenangan cukup telak. AKD, sapaan akrab Dissanayaka, jadi Presiden Sri Lanka pertama yang terpilih melalui putaran kedua penghitungan suara Pilpres setelah gagal meraih 50 persen suara di putaran pertama.

Dikutip dari laporan Anadolu Ajansi, Senin, 23 September 2024, AKD meraup lebih dari 5,74 juta suara atau 55,89 persen total suara sah. Pencapaian itu mengalahkan rival terdekatnya yaitu pemimpin oposisi Sajith Premadasa, yang meraup 4,53 juta suara.

Bawaslu: Video Dukungan Prabowo ke Ahmad Luthfi Dibuat di Rumah Jokowi

Rekam jejak AKD dalam politik dimulai sejak mahasiswa. Politikus kelahiran November 1968 dari keluarga buruh di Anuradhapura, AKD menempuh pendidikan di Thambuthegama Gamini Maha Vidyalaya dan Thambuthegama Central College.

Massa demo krisis ekonomi di Sri Lanka.

Photo :
  • AP Photo/Eranga Jayawardena)
Sesi Ketiga KTT G20, Presiden Prabowo Bicara soal Kemiskinan hingga Kelaparan

Sejak di sekolah, AKD sudah aktif dalam Janatha Vimukthi Peramuna (JVP) atau Front Pembebasan Rakyat, partai komunis berhaluan Marxis-Leninis.

AKD juga terlibat dalam gerakan politik mahasiswa di Universitas Kelaniya, dekat ibu kota Kolombo, sebelum bergabung dengan politbiro JVP pada 1995.

Ayah satu anak itu telah jadi anggota parlemen sejak September 2000. Dia tercatat juga pernah jabat Menteri Pertanian, Peternakan, Tanah, dan Irigasi pada 2004-2005 dan ketua oposisi pada 2015-2018.

Lalu, pada 2014, AKD pernah dipercaya pemimpin JVP, yang sebelumnya merupakan gerakan revolusioner.

Dia pernah memimpin dua pemberontakan terhadap pemerintah untuk mendirikan negara sosialis. Kedua pemberontakan itu gagal meski menyebabkan lebih dari 80 ribu orang tewas.

Adapun JVP hanya meraih kurang dari 4 persen total suara dalam pemilihan parlemen pada Agustus 2020.

AKD lulus dalam bidang ilmu fisika pada 1995. Pada tahun yang sama, dia menjadi organisator nasional Asosiasi Mahasiswa Sosialis dan dipromosikan ke komite kerja pusat JVP.

Dia mencalonkan diri dalam Pilpres 2019 sebagai kandidat National People's Power (NPP), sebuah organisasi politik yang dipimpin oleh JVP, dan menempati urutan ketiga dengan raihan 3 persen.

NPP mempertahankannya sebagai calon presiden pada Pemilu 2024.

Kondisi krisis ekonomi 2022 yang menjatuhkan pemerintah termasuk presiden yang berkuasa, menjadi peluang emas bagi AKD sebagai kepala negara.

Didukung kalangan muda yang muak dengan politikus lama, AKD dalam kampanyenya berjanji untuk menggaungkan perubahan budaya politik "korup" di negara tersebut.

Selain menghadapi korupsi yang meraja lela, dia juga punya pekerjaan berat yaitu memperbaiki ekonomi Sri Lanka yang terpuruk. Kodisi itu yang menurut para analis akan menjadi tantangan besar untuk AKD.

Tingkat kemiskinan di Sri Lanka juga berlipat dua menjadi 25 persen pada 2021-2022. Hal itu karena ada lebih dari 2,5 juta orang berpenghasilan kurang dari 3,65 dolar AS atau sekitar Rp55 ribu per hari.

Para ahli memperingatkan ekonomi Sri Lanka belum bisa keluar dari krisis. Alasannya, Sri Lanka harus membayar utang luar negerinya sebesar 46 miliar dolar AS (sekitar Rp706 triliun). 

Adapun sejak gagal bayar pada 2022, negara itu belum melanjutkan pembayaran utangnya. Para analis meyakini, bukan hal yang mudah bagi presiden baru itu melanjutkan program-program yang disyaratkan Dana Moneter Internasional (IMF). Apalagi membuat perubahan yang meringankan beban masyarakat miskin. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya