Dokter Turki Berhasil Memisahkan Bayi Kembar Siam Berusia 8 Bulan dari Pakistan

Dokter Turki Berhasil Memisahkan Bayi Kembar Siam Berusia 8 Bulan
Sumber :
  • Anadolu Ajansi

Turki, VIVA – Sebuah tim medis yang terdiri dari 60 profesional di Ankara, Turki, berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam berusia 11 bulan dari Pakistan, Mirha dan Minal, setelah menjalani dua tahap operasi yang berlangsung sekitar 14 jam. 

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Keduanya lahir dengan kepala yang menyatu dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai di negara asal mereka.

Permohonan bantuan dari keluarga bayi ini menarik perhatian Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang kemudian bekerjasama dengan ahli bedah saraf anak ternama, Owase Jeelani. Berkat dukungan Erdogan, mereka akhirnya mendapatkan perawatan di Türkiye.

Viral Kisah Pria Meninggal Dunia Usai Operasi Amandel, Keluarga Sebut Ada Keanehan Ini

Setelah tiba di Ankara pada bulan Mei, bayi kembar tersebut ditempatkan di Rumah Sakit Kota Bilkent di bawah pengawasan medis ketat. 

Operasi pertama dipimpin oleh Dr. Jeelani bersama dokter Turki, Dr. Harun Demirci dan Dr. Hasan Murat Ergani. Operasi terakhir yang dilakukan pada 19 Juli berhasil memisahkan Mirha dan Minal secara efektif.

Erdogan Tagih Janji Donald Trump Selesaikan Konflik Israel di Gaza dan Lebanon

Dr. Aziz Ahmet Surel, kepala dokter koordinator rumah sakit, menyatakan betapa pentingnya operasi tersebut dan menyebut keberhasilan ini sebagai contoh transfer pengetahuan antara tim medis Turki dan Inggris. 

"Melihat wajah bayi-bayi yang sehat dan ceria sekarang adalah kebahagiaan yang tak terlukiskan," ujarnya, dilansir dari Anadolu Ajansi pada Jumat, 20 September 2024.

Namik Yasar Ozbek, kepala Departemen Hematologi-Onkologi Pediatrik, juga menyoroti kerjasama yang luar biasa dalam operasi ini. 

"Setelah pemisahan, mereka mulai mengatasi beberapa masalah pergerakan yang sebelumnya mereka hadapi," kata Ozbek, yang menambahkan bahwa keduanya kini sudah dapat menggunakan tangan dan lengan mereka.

Dokter rekonstruksi, Dr. Ergani, menjelaskan proses operasi yang rumit. Sebelum pemisahan, mereka melakukan perluasan jaringan balon untuk mencegah kekurangan jaringan. 

“Kami sangat berhati-hati merencanakan operasi kedua, karena menutupi otak sangat penting. Komplikasi apa pun bisa berbahaya bagi anak-anak,” ujarnya.

Setelah operasi, tim medis merayakan keberhasilan tersebut dengan penuh kebahagiaan. 

“Ketika kami berhasil memisahkan mereka, seluruh tim saling memandang dan bertepuk tangan. Itu adalah salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya,” kata Ergani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya