Kekhawatiran Pejabat AS Setelah Ledakan Pager dan Walkie Talkie
- ANTARA/Anadolu
Washington, VIVA – Pejabat Amerika Serikat (AS), memantau situasi antara Lebanon dan Israel secara ketat, setelah ledakan walkie talkie Hizbullah di negara tersebut dan dilaporkan juga di negara tetangga Suriah.
Namun, saat ini para pejabat AS tidak dapat menilai apakah ada indikasi militer Israel untuk melakukan invasi darat, yang akan segera terjadi atau serangan besar-besaran ke Lebanon.
Meski demikian, mereka tetap khawatir tentang eskalasi terbaru yang melibatkan peledakan pager, walkie-talkie, dan perangkat lain yang digunakan oleh Hizbullah. Hal ini dapat berubah dengan cepat, terutama jika Hizbullah memutuskan untuk menanggapi dengan cara yang tidak proporsional.
Melansir dari Alarabiya, Kamis, 19 September 2024, serangan dua bagian, yang dikaitkan dengan Israel, melibatkan peledakan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah di seluruh Lebanon dan Suriah. Namun, AS dengan tegas membantah terlibat dalam serangan itu.
Diketahui, pasukan Israel dipersenjatai, didanai, dan dilatih terutama oleh militer Amerika Serikat.
Sementara Washington secara terbuka menjauhkan diri dari serangan tersebut, sumber yang dekat dengan mereka mengatakan AS menyampaikan kepada Iran melalui saluran tidak langsung bahwa mereka tidak terlibat.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga sebelumnya berbicara dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, dua kali pada hari Selasa, 18 September 2024, sebelum ledakan terjadi. Pentagon hanya mempublikasikan satu dari panggilan telepon tersebut.
Sumber-sumber mengindikasikan bahwa panggilan telepon pertama terjadi sesaat sebelum serangan. Gallant menyebutkan operasi yang akan datang di Lebanon, tetapi tidak memberitahu Austin tentang rincian atau hal-hal spesifik apa pun.
Selama diskusi mereka, Austin menegaskan kembali perlunya gencatan senjata di Gaza dan menekankan pentingnya upaya diplomatik untuk mengurangi ketegangan dan mencegah konflik regional yang lebih luas.
Dia telah membuat pernyataan serupa selama panggilan telepon dengan Gallant, yang menganjurkan negosiasi diplomatik untuk meredakan ketegangan dengan Hizbullah di sepanjang Garis Biru.
Austin berbicara dengan Gallant lagi setelah berita tentang serangan itu muncul, menurut sumber yang mengetahui percakapan tersebut.
Hizbullah pun telah bersumpah untuk memberikan tanggapan menyusul pelanggaran intelijen memalukan yang mengakibatkan meledaknya sejumlah pager yang dilengkapi dengan bahan peledak selama pengiriman ke kelompok tersebut.
Meskipun pemerintah AS belum menarik kesimpulan akhir, secara luas diyakini bahwa pager tersebut telah dirusak sebelum mencapai Lebanon. Masih belum jelas apakah pager tersebut diproduksi di Hungaria atau Taiwan.
Perusahaan Taiwan Gold Apollo mengklaim bahwa perusahaan yang berbasis di Hungaria memproduksi pager tersebut. Pemerintah Hungaria mengatakan tidak ada fasilitas produksi semacam itu di negara tersebut.
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dijadwalkan menyampaikan pidato di televisi pada hari Kamis.