PBB Sangat Khawatir Akan Ledakan Massal Penyeranta yang Tewaskan 8 Orang di Lebanon

Juru bicara PBB Stephane Dujarric
Sumber :
  • ANTARA/un.org

Washington, VIVA - Pejabat PBB pada Selasa, 17 September 2024, menyatakan bahwa peledakan alat penyeranta (pager) yang mematikan di seluruh Lebanon "sangat mengkhawatirkan".

Israel Kembali Gempur Lebanon Selatan, Tewaskan 35 Orang dalam Sehari

"Berita ini baru saja berkembang sebelum pengarahan dilakukan. Kami sangat menyadari apa yang telah terjadi di Beirut dan bagian lain Lebanon. Saya bisa mengatakan bahwa perkembangan ini sangat mengkhawatirkan, terutama mengingat situasi ini terjadi di dalam konteks yang sangat tidak stabil," kata juru bicara Stephane Dujarric kepada wartawan.

Sedikitnya 8 orang tewas dan 2.750 terluka dalam peledakan serentak alat penyeranta di Lebanon.

Hasil Survei: 42 Persen Remaja Yahudi di AS Percaya Israel Lakukan Genosida di Gaza

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Al-Abiad pada Selasa, 17 September 2024, menyatakan 9 orang, termasuk seorang anak, tewas dalam ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel yang dikenal sebagai penyeranta (pager) di sejumlah wilayah di Lebanon.

Photo :
  • ANTARA/Anadolu

Dujarric mengatakan PBB tidak memiliki informasi lebih dari apa yang dilaporkan di media.

Kemanusiaan Lebih Penting dari Sepakbola: Timnas Indonesia, Sudan, Mesir Tolak Israel dan Korbankan Piala Dunia

"Kami tentu menyesalkan jatuhnya korban sipil, namun kami tetap mencermati situasi," tambahnya.

Seorang pejabat Lebanon mengatakan bahwa pemerintah mengecam peledakan tersebut sebagai "agresi Israel."

Kelompok perlawanan Lebanon Hizbullah memastikan dua dari anggotanya tewas dan banyak lainnya terluka akibat ledakan itu.

VIVA Militer: Rudal milisi Hizbullah Lebanon

Photo :
  • almaydeen.net

Ledakan itu terjadi di tengah-tengah serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel, di tengah latar belakang serbuan brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 korban, kebanyakan wanita dan anak-anak, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya