Lebanon Siaga Tinggi Jelang Serangan Besar Israel, 150 Rumah Sakit Disiapkan
- X/@Currentreport1
Beirut, VIVA – Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad, mengumumkan bahwa Lebanon telah menempatkan 150 rumah sakit dalam status siaga tinggi.
Lebanon mempersiapkan rumah sakit untuk keadaan darurat sebagai respons terhadap potensi serangan Israel berskala besar.
Persiapan tersebut dilakukan menyusul serangan Israel yang terus berlanjut sejak 8 Oktober 2023, yang telah berdampak pada sektor perawatan kesehatan Lebanon.
Dalam sebuah wawancara, Al-Abiad menguraikan dampak serangan Israel yang terus berlanjut terhadap sistem perawatan kesehatan Beirut, dan menguraikan upaya Kementerian untuk mempersiapkan potensi konflik yang lebih luas.
Tanggapan dan persiapan segera
Al-Abiad menekankan bahwa, sejak hari pertama serangan, pemerintah Lebanon tidak menginginkan perang.
“Rakyat Lebanon, sejak hari pertama serangan Israel, menyatakan keinginan mereka untuk perdamaian dan menyerukan gencatan senjata segera dari Gaza hingga Lebanon,” katanya, dikutip dari Middle East Monitor, Jumat, 13 September 2024.
Dia pun menyatakan penyesalan atas perluasan serangan Israel yang terus berlanjut di tanah Lebanon.
Kementerian Kesehatan, menurut Al-Abiad, segera mengaktifkan pusat darurat kesehatannya.
“Kami memastikan bahwa rumah sakit dilengkapi untuk menangani gelombang besar korban, yang mencakup dukungan logistik dan pelatihan tenaga kesehatan,” jelasnya.
Menkes Lebanon itu pun menyoroti bahwa pelatihan tersebut juga mencakup cara merawat pasien yang terluka oleh senjata tertentu, seperti fosfor putih, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional, namun diduga digunakan oleh Israel.
Al-Abiad juga menyebutkan bahwa lebih dari 100.000 warga Lebanon telah dievakuasi dari wilayah perbatasan ke bagian lain negara tersebut.
Tempat penampungan telah didirikan untuk menampung mereka, dengan sebagian besar persiapan didanai oleh negara Lebanon, namun, mitra internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF juga telah memberikan kontribusi.
Untuk mengantisipasi kemungkinan serangan besar Israel, Al-Abiad menyatakan bahwa rencana Kementerian tersebut mencakup pengaktifan kembali beberapa lembaga perawatan kesehatan yang telah kurang beroperasi sejak perang 2006 antara Israel dan Hizbullah, termasuk Rumah Sakit Turki, yang disumbangkan oleh Turkiye.
“Menanggapi ancaman Israel, kami telah menyiapkan 150 rumah sakit untuk keadaan darurat, dengan fokus terutama pada mereka yang berada di wilayah yang paling rentan. Setelah menyaksikan kejadian di Gaza, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa semua rumah sakit terlatih dengan baik. Israel adalah musuh yang tidak dapat diprediksi, dan kami harus siap menghadapi serangan di wilayah mana pun,” tutup Al-Abiad.