Debat Panas soal Aborsi, Harris Sebut Negara Tak Boleh Ikut Campur Soal Tubuh Seseorang
- AP Photo
Washington, VIVA – Calon presiden (capres) AS dari Partai Demokrat Kamala Harris dalam debatnya mengklaim bahwa capres dari Partai Republik Donald Trump akan meloloskan larangan aborsi nasional jika ia memenangkan pemilihan presiden.
Namun, Trump menyebutnya sebagai kebohongan karena Harris tampak kesulitan mengemukakan pandangannya tentang aborsi, yang merupakan salah satu isu terkuat Harris.
Selama perdebatan yang menegangkan tentang aborsi, tampak bahwa mikrofon kedua kandidat tidak dimatikan dan pemirsa dapat mendengar kedua kandidat berbicara secara bergantian.
Dalam argumennya tentang hak reproduksi, Harris mengkritik apa yang disebutnya "larangan aborsi Trump".
Calon presiden dari Partai Demokrat itu mengatakan kebijakan Trump tentang aborsi tidak memiliki pengecualian untuk pemerkosaan atau inses, yang disebutnya tidak bermoral.
"Seseorang tidak harus meninggalkan keyakinannya atau kepercayaan yang dianutnya untuk setuju dengan pemerintah dan Donald Trump, tentu saja, tidak boleh memberi tahu seorang wanita apa yang harus dilakukan dengan tubuhnya," kata Harris, dikutip dari India Today, Rabu, 11 September 2024.
Wanita India-Amerika itu juga menekankan bahwa dia akan dengan bangga menandatangani undang-undang yang mengembalikan perlindungan Roe vs Wade (Hak Aborsi) jika dia terpilih sebagai presiden AS.
"Saya pikir rakyat Amerika percaya bahwa kebebasan tertentu, khususnya kebebasan untuk membuat keputusan tentang tubuh sendiri, tidak boleh dibuat oleh pemerintah," ujar capres dari Partai Demokrat itu.
Di lain sisi, Trump menanggapi dengan mengklaim bahwa di beberapa negara bagian, bayi dibunuh setelah mereka lahir. Menanggapi hal ini, moderator menyela, dengan mengatakan, "Tidak ada negara bagian di negara ini yang melegalkan pembunuhan bayi setelah lahir."
Trump kemudian membela keputusannya untuk mendukung larangan aborsi enam minggu dan mengatakan bahwa Partai Demokrat radikal dalam kebijakan aborsi mereka.
Trump juga menyerang calon wakil presiden Kamala Harris, Tim Walz, atas pendiriannya tentang aborsi, dengan mengklaim bahwa ia mendukung eksekusi (pembunuhan) setelah kelahiran.