Menlu AS Berang Israel Bunuh Aktivis Amerika saat Demo di Tepi Barat

Menlu AS Antony Blinken.
Sumber :
  • AP Photo/Andrew Harnik, Pool

London, VIVA - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menegaskan bahwa pembunuhan aktivis berkewarganegaraan Amerika-Turki, Aysenur Ezgi Eygi, di Tepi Barat tidak beralasan dan tidak bisa diterima.

Ini Pernyataan Taylor Swift yang Bikin Donald Trump Benci

"Tidak seorang pun, tidak seorang pun boleh ditembak dan dibunuh karena mengikuti unjuk rasa," kata Blinken dalam konferensi pers dengan Menlu Inggris David Lammy, Selasa, 10 September 2024.

Dia menyebut Eygi adalah warga Amerika kedua yang tewas di tangan pasukan keamanan Israel.

Menlu Rusia:: Amerika Serikat Tidak Ingin Diakhirinya Pertumpahan Darah di Gaza

Arsip - Pengunjuk rasa Palestina bentrok dengan tentara Israel dalam aksi protes menentang ekspansi permukiman Yahudi di Desa Kufr Qadoom di dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Palestina, Jumat, 18 Desember 2020.

Photo :
  • ANTARA/Xinhua/Nidal Eshtayeh

"Saya pikir apa yang kita lihat dalam penyelidikan ini tampaknya menunjukkan apa yang dikatakan para saksi mata dan memperjelas bahwa pembunuhannya tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan," katanya.

PBB: Apa yang Kami Lihat adalah Tidak Ada Tempat yang Aman di Gaza

Blinken mengatakan bahwa tidak seorang pun harus mempertaruhkan nyawa mereka hanya karena mengekspresikan pandangan mereka secara bebas.

"Menurut penilaian kami, pasukan keamanan Israel perlu membuat beberapa perubahan mendasar dalam cara mereka beroperasi di Tepi Barat, termasuk perubahan pada aturan keterlibatan mereka," ujarnya.

Eygi (26) ditembak mati oleh pasukan Israel Jumat, 6 September 2024, ketika melakukan protes terhadap permukiman ilegal Israel di Beita, sebuah kota di luar Kota Nablus.

VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza

Photo :
  • idf.il

Saksi mata melaporkan bahwa tentara Israel melepaskan tembakan langsung ke arah demonstran. Meskipun dia berdiri jauh dari area protes utama, dia ditembak mati di kepala. Eygi segera dilarikan ke rumah sakit, tetapi petugas medis tidak dapat menyelamatkannya.

Eygi, lahir di Antalya, Turki, pada 1998, lulus pada Juni dari Universitas Washington, tempat dia belajar psikologi dan bahasa serta budaya Timur Tengah.

Dia tiba di Tepi Barat pekan lalu untuk menjadi relawan Gerakan Solidaritas Internasional sebagai bagian dari upaya untuk mendukung dan melindungi petani Palestina. (ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya