AS Sebut Masih Berupaya Capai Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
- ANTARA/Anadolu
Amerika Serikat, VIVA – AS semakin aktif dalam upaya menyelesaikan gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera-tahanan, mengingat meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah.
Pejabat AS mengungkapkan pada hari Minggu bahwa mereka berfokus pada penanganan situasi yang berkembang di wilayah tersebut setelah terjadinya baku tembak lintas perbatasan antara Israel dan Hizbullah.
"Gencatan senjata di Gaza juga dapat membantu mengurangi ketegangan di sepanjang Garis Biru (perbatasan antara Lebanon selatan dan Israel utara), menciptakan kondisi bagi warga sipil Lebanon yang mengungsi untuk pulang ke rumah mereka di selatan dan bagi warga sipil Israel untuk pulang ke rumah di utara," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari Anadolu Ajansi, Kamis, 29 Agustus 2024.
Juru bicara mengatakan AS mengikuti perkembangan di Israel dan Lebanon sementara mereka tetap berhubungan dengan rekan dan mitra Israel mereka di seluruh kawasan.
"Komitmen kami terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tak tergoyahkan terhadap semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hizbullah. Kedutaan besar kami di Israel dan Lebanon menjalankan jadwal rutin mereka dan siap membantu warga AS dan keluarga mereka yang membutuhkan bantuan," ucapnya.
Kelompok Hizbullah Lebanon pada Minggu mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan ratusan roket dan drone ke dalam wilayah Israel pada malam hari sebagai bagian dari "tahap pertama" tanggapan mereka terhadap pembunuhan komandan senior mereka, Fuad Shukr, oleh Tel Aviv akhir bulan lalu di ibu kota Beirut.
Pengumuman itu muncul tak lama setelah tentara Israel menyerang Lebanon selatan dengan serangan udara berskala besar, yang diklaim ditujukan untuk mencegah Hizbullah melancarkan serangan.
Hizbullah menyebut klaim Israel tentang pelaksanaan "serangan pendahuluan" sebagai "kosong" dan tidak konsisten dengan situasi sebenarnya di lapangan. Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dijadwalkan menyampaikan pidato pada Minggu malam untuk menanggapi situasi tersebut.
Sementara itu, perundingan gencatan senjata Gaza di Kairo berakhir pada Minggu tanpa kesepakatan, dan kelompok Palestina Hamas menuntut Israel untuk mematuhi apa yang telah disepakati pada 2 Juli, sesuai dengan proposal Presiden AS Joe Biden yang diajukan pada 31 Mei dan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel masih terus melanjutkan serangan brutalnya ke Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Serangan itu telah mengakibatkan lebih dari 40.400 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 93.000 luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade berkelanjutan di Gaza telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, sehingga sebagian besar wilayah hancur.