AS Peringatkan Bakal Ada Ancaman Serangan Iran ke Israel
- Facebook/Patrick S. Ryder
Washington, VIVA – Amerika Serikat (AS), menilai masih ada ancaman serangan baru terhadap Israel oleh Iran atau proksinya. Hal itu disampaikan oleh Pentagon pada hari Senin, 26 Agustus 2024, setelah Hizbullah Lebanon meluncurkan serangan roket dan pesawat nirawak ke Tel Aviv.
Iran dan sekutu regionalnya mengancam akan menyerang Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan besar-besaran di Teheran dan Beirut akhir bulan lalu.
Sementara itu, Hizbullah mengatakan serangan terbarunya terhadap Israel merupakan tanggapan atas salah satu pembunuhan komandannya.
“Kami terus menilai bahwa ada ancaman serangan, dan kami tetap dalam posisi yang baik untuk dapat mendukung pertahanan Israel serta melindungi pasukan kami jika mereka diserang,” kata juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, dikutip dari Alarabiya, Selasa, 27 Agustus 2024.
Pada hari Minggu, 25 Agustus 2024, militer Israel mengatakan telah melancarkan serangan udara terhadap target-target Hizbullah yang menimbulkan ancaman, dengan sekitar 100 jet tempur menyerang lebih dari 270 target, sebagian besar di antaranya adalah roket jarak pendek yang ditujukan ke Israel utara.
Kepala Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan serangan Israel terjadi setengah jam sebelum kelompoknya meluncurkan lebih dari 300 roket Katyusha ke 11 lokasi militer Israel.
Selain itu, pesawat nirawak kemudian menargetkan lebih dalam ke dalam negeri, sebagai tanggapan atas terbunuhnya komandan senior Fuad Shukr pada bulan Juli.
Ryder mengatakan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan pendahuluan atau dalam menembak jatuh proyektil, tetapi AS memberikan beberapa dukungan intelijen, pengawasan, pengintaian ISR dalam hal melacak serangan Hizbullah Lebanon yang masuk.
Ia juga mengatakan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memerintahkan kehadiran dua kelompok penyerang kapal induk untuk tetap berada di wilayah tersebut sebagai bagian dari dukungan untuk Israel.
Pentagon mengatakan minggu lalu bahwa USS Abraham Lincoln dan kapal perusak yang menyertainya telah tiba di wilayah tersebut. Kapal itu seharusnya menggantikan USS Theodore Roosevelt, tetapi perintah Austin membuat keduanya akan berada di Timur Tengah untuk sementara waktu.