Menteri Keamanan Israel Ingin Bangun Sinagoge di Masjid Al-Aqsa
- middleeastmonitor.com
Tel Aviv, VIVA – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, mengatakan bahwa jika ia bisa, ia akan membangun sinagoge (tempat ibadah orang Yahudi) di kompleks Masjid Al-Asqa di Yerusalem Timur yang diduduki.
Berdasarkan perjanjian internasional yang telah lama berlaku, orang Yahudi tidak diizinkan untuk berdoa di lokasi tersebut.
"Jika saya dapat melakukan apa yang saya inginkan, sebuah sinagoge juga akan didirikan di Temple Mount," kata Ben Gvir kepada Radio Angkatan Darat Israel pada Senin pagi, 26 Agustus 2024.
"Jika saya mengatakan bahwa umat Islam tidak diizinkan untuk berdoa, Anda akan membunuh saya," sambungnya, dikutip dari Middle East Eye, Selasa, 27 Agustus 2024.
Ben Gvir juga mengatakan bahwa ia tidak akan mencegah seorang Muslim membawa sajadah ke Tembok Barat, sebuah situs penting Yahudi di Kota Tua Yerusalem.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa tidak ada perubahan dalam status quo di Al-Aqsa.
Diketahui, Masjid Al-Aqsa adalah situs Islam di mana kunjungan, doa, dan ritual non-Muslim dilarang, menurut perjanjian internasional yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Namun, kelompok-kelompok Israel, yang koordinasi dengan pihak berwenang, telah lama melanggar pengaturan yang rumit dan memfasilitasi penggerebekan di situs tersebut. Orang Yahudi juga beberapa kali melakukan doa dan ritual keagamaan di Temple Mount.
Ben Gvir, dan beberapa politisi sayap kanan lainnya dan anggota pemerintah Israel, telah sering bergabung dalam penggerebekan di Al-Aqsa.
Orang-orang Palestina khawatir bahwa serangan Israel ini meletakkan dasar bagi masjid untuk dibagi antara Muslim dan Yahudi, mirip dengan Masjid Ibrahimi di Hebron dibagi pada tahun 1990-an.
Komentar Ben Gvir iti juha mendapat kritik keras dari sejumlah menteri dan politikus Israel.
"Menentang status quo di Temple Mount adalah tindakan yang berbahaya, tidak perlu, dan tidak bertanggung jawab. Tindakan Ben Gvir membahayakan keamanan nasional negara Israel dan status internasionalnya," kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Moshe Arbel mengatakan pernyataan tidak bertanggung jawab Ben Gvir membahayakan aliansi strategis Israel dengan negara-negara Muslim, yang menurutnya merupakan bagian dari koalisi dalam perang melawan poros kejahatan Iran.
Arbel sendiri berasal dari partai Shas, sebuah faksi ultra-Ortodoks dalam pemerintahan koalisi yang menolak desakan untuk kehadiran Yahudi yang lebih besar di Al-Aqsa.
Banyak komunitas ultra-Ortodoks meyakini daerah itu suci, dan mengikuti larangan rabi untuk mengunjungi situs tersebut.
Umat Yahudi menyebut situs itu sebagai Temple Mount, tempat dua kuil Yahudi kuno diyakini pernah berdiri.
Kuil pertama diyakini dibangun oleh Raja Solomon dan dihancurkan oleh orang Babilonia, sedangkan kuil kedua dihancurkan oleh orang Romawi.
Di sisi barat daya tembok kuno masjid terdapat Tembok Barat, yang diyakini umat Yahudi sebagai satu-satunya sisa kuil kedua yang masih ada setelah dihancurkan oleh orang Romawi.