Alasan CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Terkuak, Diduga Eksploitasi Konten
- Instagram/@durov
Paris, VIVA – Pihak Telegram menegaskan pada hari Minggu, 25 Agustus 2024, mengatakan bahwa kepala eksekutifnya, Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun.
Sebelumnya, Durov dituduh melakukan pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran konten pelecehan seksual anak di Telegram. Dia ditangkap saat mendarat di Prancis, pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024.
"Telegram mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital yang moderasinya sesuai dengan standar industri," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip dari ANews, Senin, 26 Agustus 2024.
"Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa," tambahnya.
Telegram juga menyebut bahwa tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut.
Media berita lokal BFMTV dan TF1 melaporkan bahwa penyelidikan difokuskan pada potensi eksploitasi Telegram oleh entitas kriminal, serta dugaan kegagalan Durov dalam menerapkan langkah-langkah efektif untuk mencegah aktivitas ilegal di Telegram.
Awalnya, Telegram mirip dengan aplikasi chat lainnya, tetapi kemudian berkembang menjadi jejaring sosial tersendiri.
Selain berkomunikasi antar individu, platform ini memungkinkan pengguna dapat bergabung dengan grup yang beranggotakan hingga 200 ribu orang dan membuat "saluran" siaran yang dapat diikuti dan dikomentari oleh orang lain.
Dengan 950 juta pengguna aktif bulanan, Telegram dinilai telah menjadi sumber utama informasi, dan disinformasi, tentang invasi Rusia ke Ukraina.