Hizbullah dan Israel Adu Kekuatan, Ratusan Roket Diluncurkan
- X/@PalHighlight
Tel Aviv, VIVA – Hizbullah meluncurkan ratusan roket dan pesawat nirawak ke Israel, pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024. Sebaliknya, militer Israel mengatakan pihaknya menyerang Lebanon dengan sekitar 100 jet untuk menggagalkan serangan yang lebih besar. Ini merupakan aalah satu bentrokan terbesar dalam lebih dari 10 bulan perang perbatasan.
Rudal terlihat melingkar di langit fajar, jejak uap gelap di belakangnya. Sirene serangan udara berbunyi di Israel dan ledakan di kejauhan menerangi cakrawala, sementara asap mengepul di atas rumah-rumah di Khiam di Lebanon selatan.
"Pada Minggu malam, sirene juga berbunyi di Rishon Letsiyon, Israel tengah," kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dikutip dari The Sundaily, Senin, 26 Agustus 2024.
IDF menambahkan bahwa satu proyektil telah diidentifikasi melintas dari Jalur Gaza selatan dan jatuh di area terbuka. Sayap bersenjata Hamas mengatakan telah menembakkan roket "M90" ke Tel Aviv.
Setiap ledakan besar dalam pertempuran, yang dimulai bersamaan dengan perang di Gaza, berisiko berubah menjadi pertikaian regional yang melibatkan pendukung Hizbullah, Iran, dan sekutu utama Israel, Amerika Serikat.
Dengan tiga kematian yang dikonfirmasi di Lebanon dan satu di Israel, kedua belah pihak mengindikasikan bahwa mereka senang apabila menghindari eskalasi lebih lanjut untuk saat ini, tetapi memperingatkan bahwa mungkin akan ada lebih banyak serangan yang akan datang.
Pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan rentetan serangan kelompok yang didukung Iran itu merupakan pembalasan atas pembunuhan komandan senior, Fuad Shukr bulan lalu.
Namun, kelompok itu akan menilai dampak serangannya dan jika hasilnya tidak cukup, maka Hizbullah berhak untuk menanggapi serangan lainnya di lain waktu.
Menteri luar negeri Israel mengatakan negara itu tidak menginginkan perang skala penuh, tetapi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan, "Ini bukan akhir dari cerita."
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan, "Kami bertekad untuk melakukan segala yang kami bisa untuk membela negara kami, siapa pun yang menyakiti kami, kami (akan) menyakitinya".
Kedua pihak juga telah bertukar pesan bahwa tidak ada yang ingin meningkatkan ketegangan lebih lanjut, dengan inti utama bahwa pertukaran pesan tersebut sudah selesai.
Harapan akan terjadinya eskalasi telah meningkat sejak serangan rudal di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel bulan lalu, dan menewaskan 12 pemuda. Militer Israel membunuh Shukr di Beirut sebagai tanggapan.
"Hizbullah telah menunda pembalasannya untuk memberi waktu bagi perundingan gencatan senjata, dan telah mengkalibrasi serangannya untuk menghindari memicu perang skala penuh," kata seorang pejabat Hizbullah.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin memerintahkan kehadiran dua kelompok penyerang kapal induk di Timur Tengah, yang memperkuat kehadiran militer AS. Sebelumnya, Jenderal AS C.Q. Brown tiba di Israel untuk berunding dengan para pemimpin militer.