Israel dan Hizbullah Terlibat Baku Tembak, PBB Serukan Gencatan Senjata
- Anadolu Ajansi
Israel, VIVA – Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat setelah terjadi baku tembak lintas perbatasan yang intens dalam beberapa hari terakhir.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan keprihatinan mendalam terkait situasi ini, dan meminta agar kedua belah pihak segera menurunkan tensi untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan pada hari Minggu, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengungkapkan kekhawatiran Guterres mengenai dampak dari konflik ini terhadap penduduk sipil di Lebanon dan Israel.
"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan tindakan-tindakan yang membahayakan penduduk Lebanon dan Israel, serta mengancam keamanan dan stabilitas regional. Ia menyerukan de-eskalasi segera dan agar para pihak kembali ke penghentian permusuhan serta sepenuhnya melaksanakan resolusi 1701 (2006),” ujarnya, dikutip dari Anadolu Ajansi pada Senin, 26 Agustus 2024.
Konflik terbaru dimulai pada Sabtu malam ketika Hizbullah, kelompok militan yang berbasis di Lebanon, meluncurkan serangan besar-besaran terhadap wilayah Israel.
Serangan ini melibatkan ratusan roket dan pesawat tanpa awak. Hizbullah mengklaim bahwa serangan ini adalah bagian dari "tahap pertama" balasan mereka terhadap pembunuhan komandan senior mereka, Fouad Shukr, oleh pasukan Israel akhir bulan lalu.
Hizbullah menyebut tindakan Israel sebagai pembunuhan yang tidak dapat diterima dan menuntut pembalasan. Dalam pernyataan resminya, Hizbullah menegaskan bahwa serangan ini merupakan balasan yang sah terhadap aksi agresi Israel.
Sementara itu, Israel menyatakan bahwa serangan udara tersebut bertujuan untuk menghentikan ancaman serangan lebih lanjut dari Hizbullah. Pihak Israel menuduh Hizbullah merencanakan serangan pendahuluan yang berpotensi membahayakan keamanan nasional Israel.
Namun, Hizbullah segera membantah klaim Israel tentang adanya serangan pendahuluan. Juru bicara Hizbullah menyebut klaim tersebut sebagai "kosong" dan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Mereka menegaskan bahwa serangan mereka adalah sebagai balasan atas tindakan agresi Israel, bukan sebagai langkah pendahuluan.
Sejak 8 Oktober 2023, bentrokan antara Hizbullah dan tentara Israel telah berlangsung hampir setiap hari di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel. Baku tembak ini telah menyebabkan ratusan korban jiwa, dengan sebagian besar korban berasal dari pihak Lebanon.
Konflik ini juga telah menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan hunian di wilayah perbatasan.
Sementara itu, di Jalur Gaza, situasi semakin memburuk. Israel melancarkan serangan militer besar-besaran setelah serangan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.
Kampanye militer tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.300 warga Palestina tewas dan menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Banyak penduduk Gaza kini menghadapi kondisi yang sangat sulit, termasuk kehilangan tempat tinggal, kelaparan, dan rentan terhadap penyakit.