Seorang Dokter Diperkosa hingga Meninggal, Nakes India Protes Mogok Massal
- Tangkapan layar dari Al Jazeera
India, VIVA – India tengah dilanda duka usai seorang dokter ditemukan meninggal dunia karena diperkosa di rumah sakit. Peristiwa naas ini memicu kemarahan nasional, terutama para tenaga kesehatan (nakes) di India.
Ratusan ribu nakes di India melakukan pemogokan nasional sebagai respons terhadap pemerkosaan dan pembunuhan dokter magang di Kolkata tersebut. Insiden tragis ini memicu kemarahan dan rasa takut di kalangan komunitas medis, yang menganggap keselamatan mereka semakin terancam.
Dokter magang berusia 31 tahun tersebut ditemukan tewas pada 9 Agustus di Rumah Sakit dan Perguruan Tinggi Kedokteran RG Kar, Kolkata, setelah bekerja selama 36 jam tanpa henti. Otopsi yang dilakukan kemudian mengonfirmasi bahwa korban mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh.Â
Kasus ini langsung menyulut aksi protes di berbagai kota besar di India, termasuk New Delhi, Lucknow, Ahmedabad, Guwahati, dan Chennai. Pada hari Sabtu, para dokter dan tenaga kesehatan di seluruh negeri melancarkan mogok kerja selama 24 jam dan menutup hampir semua layanan rumah sakit dan klinik, kecuali untuk kasus-kasus darurat.Â
Di rumah sakit umum Ram Manohar Lohia, New Delhi, yang biasanya dipenuhi pasien, suasana berubah drastis karena banyak dokter yang memilih bergabung dalam aksi protes.
"Kami hanya ingin merasa aman saat menjalankan tugas kami," kata Sapna Rani, seorang dokter berusia 27 tahun di New Delhi yang turut serta dalam mogok massal tersebut, seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu, 18 Agustus 2024.Â
Rani juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi kerja yang tidak memadai, dengan mengeluhkan jadwal kerja yang seringkali berlangsung selama 36 jam tanpa istirahat yang layak. Selain itu, kemarahan juga datang dari kalangan mahasiswa kedokteran, seperti yang diungkapkan oleh Antara Das, yang ikut serta dalam protes di Kolkata.Â
"Jika ini terjadi di dalam rumah sakit yang menjadi rumah kedua bagi kami, lalu di mana kami merasa aman sekarang?" ujar Das, menyuarakan keprihatinan yang dirasakan oleh banyak nakes di India.
Asosiasi Medis India (IMA), yang mewakili 400.000 dokter di seluruh negeri, mengecam keras kejahatan tersebut, menyebutnya sebagai "tindakan barbar" dan menuntut penerapan Undang-Undang Perlindungan Pusat untuk melindungi tenaga kesehatan dari kekerasan. Mereka juga menekankan pentingnya perlindungan bagi perempuan di tempat kerja, mengingat banyaknya kasus kekerasan seksual yang sering tidak dilaporkan di India.
Diketahui, lebih dari 31.000 kasus pemerkosaan yang dilaporkan di India pada tahun 2022. Alhasil, kematian dokter di Kolkata ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap perempuan di India. Para dokter dan tenaga kesehatan yang berunjuk rasa juga menuntut keadilan, dengan satu pesan yang kuat disampaikan dalam sebuah poster, yakni "Cukup sudah."