Kanada Tarik Anak-anak dan Wali Diplomat dari Israel, Takut Terjadi Eskalasi Konflik

Bendera Kanada
Sumber :

Ottawa, VIVA – Pemerintah Kanada mengatakan pada hari Rabu, 7 Agustus 2024, bahwa mereka telah memutuskan untuk menarik anak-anak dan wali diplomatnya keluar dari Israel, di tengah kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah.

Menko Airlangga Berkomitmen Mendorong Kolaborasi Ekonomi Indonesia - Kanada

Melansir dari The Sundaily, Kamis, 8 Agustus 2024, ketegangan Israel dengan Iran dan Hizbullah telah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.

Kota Tel Aviv, Israel, masih mencekam pasca serangan Hamas

Photo :
  • Ist
Tengku Firmansyah Ungkap Sulit Jadi Tukang Besi di Kanada, Salah Sedikit Bisa 'Ketebas'

Ada peningkatan risiko eskalasi menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas setelah pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Iran dan komandan militer Hizbullah Fuad Shukr di Beirut memicu ancaman pembalasan terhadap Israel.

Global Affairs Canada mengatakan telah menyetujui relokasi sementara anak-anak diplomat dan wali mereka ke negara ketiga yang aman. Diplomat yang ditempatkan di Ramallah di Tepi Barat dan di Beirut tidak memiliki tanggungan yang tinggal bersama mereka.

Perluas Penempatan Pekerja Migran, BP2MI Jalin Kerja Sama dengan New Brunswick Kanada

Sebelumnya, Kanada pada hari Sabtu, 3 Agustus 2024, juga memperingatkan warganya untuk menghindari semua perjalanan ke Israel, dengan alasan konflik regional yang sedang berlangsung dan situasi keamanan yang tidak dapat diprediksi. Kanada pun mendesak warganya untuk tidak bepergian ke Gaza dan Tepi Barat.

"Kedutaan besar Kanada di Tel Aviv dan Beirut serta kantor perwakilan Otoritas Palestina di Tepi Barat, semuanya tetap beroperasi penuh dan terus menyediakan layanan penting bagi warga Kanada," kata pemerintah Kanada dalam sebuah pernyataan.

Polisi Israel terlibat kericuhan dengan pengunjuk rasa di Tel Aviv.

Photo :
  • AP Photo

Pertumpahan darah terbaru dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dipicu pada 7 Oktober ketika kelompok Islam Palestina Hamas menyerang Israel, dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejak saat itu serangan militer Israel terhadap daerah kantong yang diperintah Hamas tersebut telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya