Sosok Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas Paling Diburu Israel

VIVA Militer: Kepala Biro Politik Hamas Palestina, Yahya Sinwar
Sumber :
  • timesofisrael.com

Doha, VIVA –  Usai dua hari negosiasi panjang di Doha, Qatar, Hamas secara resmi menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam serangan Israel di Teheran.

Israel Kelabakan Lawan Houthi, AS Murka Bantu Gempur Ibu Kota Yaman

"Pimpinan Hamas dengan suara bulat memilih Sinwar untuk memimpin gerakan tersebut," kata seorang pejabat senior Hamas di Doha yang dilansir BBC.

Yahya Sinwar bukanlah nama baru, sebelumnya ia adalah pemimpin sayap politik Hamas di Gaza yang digambarkan sebagai salah satu pejabat Hamas yang memiliki karakter paling keras kepala yang berulang kali masuk penjara.

Israel Berlakukan Jam Malam dan Tutup Toko-toko di Kota Deir Istiya Tepi Barat

Dilansir dari Al Jazeera, Pemimpin Palestina yang bermarkas di Gaza itu adalah musuh nomor satu di Israel. Jadi, dengan memilihnya sebagai kepala biro politiknya, Hamas mengirimkan pesan perlawanan kepada pemerintah Israel.

VIVA Militer: Kepala Biro Politik Hamas Palestina, Yahya Sinwar

Photo :
  • nbcnews.com
Blak-blakan, Presiden Cile Sebut Netanyahu Penjahat Perang

Sinwar  salah satu orang yang paling dicari-cari oleh Israel lantaran dianggap bertanggung jawab atas serangan pada 7 Oktober di wilayah selatan Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 200 orang diculik.

Pria kelahiran 1962 di kota Khan Younis, Gaza, Palestina ini bergabung dengan Hamas sekitar tahun 1980-an, Ia ditangkap oleh Israel berulang kali pada awal tahun 1980-an karena keterlibatannya dalam aktivisme anti-pendudukan di Universitas Islam di Gaza.

Pertama kali ditangkap oleh Israel karena aktivitas Islami pada tahun 1982 saat Sinwar masih berusia 19 tahun dan ditangkap lagi pada 1985.

Sinwar bertanggung jawab atas banyak pembunuhan terhadap orang-orang yang dicurigai bekerja sama dengan Israel, ia juga kerap terlibat dalam pertempuran Hamas melawan Israel.

Pada tahun 1988, Sinwar diduga merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel. Dia ditangkap pada tahun yang sama, dihukum oleh Israel atas pembunuhan 12 warga Palestina, lalu dijatuhi empat hukuman seumur hidup.

Sinwar menghabiskan  23 tahun di penjara Israel, selama di penjara ia belajar bahasa Ibrani dan menjadi ahli dalam urusan Israel dan politik dalam negeri hingga akhirnya dibebaskan di 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang membebaskan tentara Israel Gilad Shalit yang telah ditangkap oleh Hamas.

Setelah dibebaskan, Pria lulusan Universitas Islam Gaza ini kemudian memimpin Hamas di Gaza pada 2017 hingga terpilih kembali masa jabatan kedua selama empat tahun pada 2021.

Sikap garis kerasnya menunjukkan bahwa ia tidak akan bersemangat untuk mencapai perjanjian gencatan senjata dengan Israel yang akan mengakhiri pertempuran di Gaza.

Ilustrasi boikot.

Daftar Produk Boikot di Medsos Belum Tentu Benar! Pakar: Banyak PHK, Jangan Sampai yang Kena Saudara Sendiri

Gerakan boikot sengaja diviralkan untuk menekan perekonomian Israel agar berhenti menjajah tanah Palestina. Masyarakat dunia dari berbagai golongan larut dalam euforianya

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024