Eks Perwira Polisi di Inggris Samakan Kerusuhan dengan Tindakan Terorisme

Demonstran membakar mobil di Middlesbrough, Inggris
Sumber :
  • Owen Humphreys/PA via AP

London, VIVA – Mantan kepala kepolisian antiterorisme di Inggris mengatakan bahwa beberapa kekerasan selama kerusuhan telah melewati batas dan dinilai sebagai tindakan terorisme.

Menteri Inggris Kehilangan Dompet saat Rapat Bareng Petinggi Polisi UK

Neil Basu, yang menduduki jabatan tertinggi antiteror antara tahun 2018 dan 2021, mengatakan bahwa dia berharap penerusnya memperhatikan kerusuhan di beberapa wilayah Inggris dengan saksama.

"Saya pikir kita telah melihat tindakan kekerasan serius yang dirancang untuk menimbulkan teror di sebagian masyarakat kita," kata Basu, dikutip dari BBC International, Selasa, 6 Agustus 2024.

Ribuan Orang Demo di London Serukan Gencatan Senjata di Gaza

Kerusuhan di Inggris

Photo :
  • Tangkapan layar

Basu mengatakan masyarakat harus mencermati dengan saksama definisi hukum terorisme ketika mempertimbangkan beberapa kekerasan dan tindakan yang terlihat sejak minggu lalu.

Gempuran Rusia Makin Brutal, Inggris Pasok 600 Lebih Rudal ke Ukraina

Ia mengatakan gelombang kekerasan saat ini dipicu oleh kebohongan yang disebarkan melalui media sosial.

"Dan kita perlu melakukan sesuatu untuk mengatasinya," ujarnya.

Diketahui, aktivis sayap kanan dan penjahat terpidana Stephen Yaxley-Lennon, yang juga dikenal sebagai Tommy Robinson, menghabiskan akhir pekan dengan mengunggah pesan-pesan yang menghasut kepada ribuan pengikutnya, semuanya dari tempat yang aman di sebuah kursi berjemur di Siprus.

Basu juga mengatakan ada celah dalam hukum yang berkaitan dengan ekstremisme kebencian yang perlu diisi, khususnya untuk menghentikan Robinson mengagungkan dan menciptakan kekerasan dari tempat persembunyiannya di Mediterania.

"Yaxley-Lennon tahu betul bahwa ia berada dalam sorotan penuh kepolisian, kepolisian antiterorisme, dan dinas keamanan."

Demonstran berhadapan dengan polisi di Rotherham, Inggris

Photo :
  • Danny Lawson/PA via AP

Basu mengungkapkan bahwa Robinson telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menghindari berbagai pelanggaran hukum dan telah mampu memicu perdebatan serta menciptakan kekacauan seperti yang terjadi di Inggris sekarang.

"Jika ia tidak melewati ambang batas hukum, maka pemerintah dan masyarakat perlu mempertimbangkan apakah ambang batas itu berada di tempat yang salah," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya