Hampir 400 Orang Ditangkap Buntut Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris
- Owen Humphreys/PA via AP
London, VIVA – Gelombang kerusuhan dan kekacauan yang disertai kekerasan di beberapa wilayah Inggris berlanjut pada Senin malam, 5 Agustus 2024, saat polisi diserang di daerah Belfast, Darlington, dan Plymouth.
"Enam orang ditangkap di Plymouth sementara beberapa petugas mengalami luka ringan akibat kekerasan tersebut," kata Kepolisian Devon dan Cornwall, dikutip dari BBC International, Selasa, 6 Agustus 2024.
Di Belfast Selatan, petugas huru-hara dilempari batu dan bom bensin di area dekat supermarket yang dibakar pada akhir pekan.
Sebelumnya, sebuah acara peringatan diadakan untuk para korban penusukan massal di Southport minggu lalu yang memicu kerusuhan. Hampir 400 orang telah ditangkap sejak kerusuhan dimulai.
Di Southport, ratusan orang menghadiri peringatan damai seminggu setelah kematian Bebe King, Elsie Dot Stancombe, dan Alice Dasilva Aguiar.
Anak-anak meniup gelembung dan yang lainnya meletakkan bunga dan balon berbentuk hati untuk mengenang para korban penusukan di klub liburan bertema Taylor Swift.
Polisi Merseyside sejak itu mengatakan seorang anak yang terlibat dalam insiden itu masih dirawat di rumah sakit, tetapi semua pasien lainnya telah dipulangkan.
Axel Muganwa Rudakubana, dari Banks di Lancashire, telah didakwa dengan tiga tuduhan pembunuhan, 10 percobaan pembunuhan, dan kepemilikan pisau dapur.
Remaja berusia 17 tahun itu lahir dari orang tua Rwanda di Cardiff, pindah ke daerah Southport pada tahun 2013.
Polisi yakin kerusuhan dan keresahan di kota-kota di Inggris Raya dipicu oleh rumor palsu bahwa tersangka adalah pencari suaka Muslim.
Selama akhir pekan, Perdana Menteri, Sir Keir Starmer, mengutuk kerusuhan tersebut sebagai premanisme sayap kanan dan pada ia berjanji untuk meningkatkan hukum untuk menangani kekerasan tersebut.