Korut Akan Buka Perundingan Nuklir dengan AS Jika Trump Menang Pemilu

Pertemuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un (kanan) dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kiri) di Hanoi, Vietnam, 27 Februari 2019. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • twitter.com/@WhiteHouse

Jakarta, VIVA – Mantan Diplomat senior Korea Utara (Korut) Ri Il Gyu menilai Korea Utara (Korut) akan membuka kembali perundingan nuklir dengan Amerika Serikat (AS) jika Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden AS.

Presiden Ukraina Bagikan Video Tentara Rusia Bakar Tentara Korut yang Tewas

Seperti dilansir dari kantor berita CNA, dalam wawancaranya dengan Reuters, Ri Il Gyu mengatakan Korea Utara telah menetapkan Rusia, AS, dan Jepang sebagai prioritas utama kebijakan luar negerinya untuk tahun ini dan seterusnya.

VIVA Militer: Kim Jong-un dan Donald Trump

Photo :
  • Business Insider
Tumbalkan Puluhan Ribu Tentaranya, Korut Terima Lusinan Jet Canggih Rusia

Para diplomat Pyongyang, sambung Ri Il Gyu, sedang memetakan strategi untuk skenario itu, dengan tujuan mencabut sanksi terhadap program senjatanya, menghapus penunjukannya sebagai negara sponsor terorisme dan mendapatkan bantuan ekonomi.

Pertemuan puncak Trump dengan Kim Jong Un  tahun 2019 di Vietnam dengan tujuan membangun hubungan dan denuklirisasi gagal karena tuntutan Korea Utara yang tidak dapat diterima.

Puluhan Tentara Korut Mati dalam Pertempuran Kursk

Pyongyang bersikeras bahwa mereka hanya mengupayakan pencabutan sebagian sanksi "yang terkait dengan mata pencaharian rakyat dan tidak terkait dengan sanksi militer".

Media pemerintah Korea Utara KCNA mengatakan Trump dan Kim Jong Un telah bertukar pandangan secara konstruktif dan tulus serta memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan yang produktif, tanpa  pembicaraan berakhir tiba-tiba tanpa kesepakatan yang dicapai.

Namun dengan menjalin hubungan yang lebih erat dengan Rusia, Korea Utara menerima bantuan dalam bidang teknologi rudal dan ekonominya.

Adapun manfaat yang lebih besar adalah memblokir sanksi tambahan dan melemahkan sanksi yang sudah ada, hal ini akan meningkatkan daya tawar Pyongyang terhadap Washington.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya