Kerusuhan Pecah di Inggris, Komunitas Muslim 'Was-Was' Islamofobia Meluas

Islamofobia
Sumber :
  • MoroccoWorldNews

London, VIVA – Ketakutan mencengkeram komunitas Muslim di seluruh Inggris, pada Minggu, 4 Agustus 2024, saat kerusuhan dan serangan Islamofobia menyebar ke lebih banyak kota negara itu.

Sri Mulyani Ungkap 3 Fokus RI di KTT G20 Brasil kepada Dubes Inggris

Melansir dari Middle East Eye, Senin, 5 Agustus 2024, kerusuhan terjadi setelah penusukan mematikan di Southport, yang dikaitkan dengan umat Muslim.

Islamofobia Meningkat di Negara-negara Barat.

Photo :
  • MoroccoWorldNews
Israel Mungkin Sewa Pengganti UNRWA untuk Kirim Bantuan ke Gaza, Menurut Media

Untuk malam kelima berturut-turut, kerusuhan meletus di beberapa kota, termasuk London, Liverpool, Manchester, Sunderland, Belfast dan Hull, setelah tiga anak tewas dan delapan lainnya terluka parah dalam serangan penusukan di kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport.

Remaja berusia 17 tahun yang didakwa atas pembunuhan tersebut, Axel Rudakubana, lahir dari orang tua Kristen Rwanda di Cardiff pada 2006 dan pindah ke desa Banks di Lancashire pada tahun 2013.

Putra Pendiri Singapura Minta Suaka ke Inggris, Begini Pengakuannya

Meskipun tersangka berusia di bawah 18 tahun, Hakim Andrew Menary memutuskan untuk mengumumkan nama Rudakubana ke publik.

Sebelumnya, pada Sabtu sore, 3 Agustus 2024, adegan kekerasan terjadi di beberapa kota di Inggris dan Irlandia Utara, dengan video dari Hull yang memperlihatkan seorang pria Asia diserang oleh gerombolan pria kulit putih yang menyalahkan Muslim dan imigran atas pembunuhan tersebut.

Adegan serupa terjadi di Bristol dan Manchester, di mana pria kulit hitam yang berjalan sendirian diserang oleh sekelompok pria kulit putih bertopeng.

Video yang diunggah di media sosial dari Manchester tampak memperlihatkan supermarket Sainsbury's Local dipaksa tutup setelah diserbu oleh perusuh yang mencuri barang-barang seperti botol anggur dan kaleng bir.

Di Leeds, sekitar 150 orang, kebanyakan pria, terlihat membawa bendera Saint George's Cross dan berteriak, "Kalian bukan orang Inggris lagi."

Sementara itu, ratusan pengunjuk rasa tandingan, yang jumlahnya jauh lebih banyak dari massa, terdengar berkata, "Sampah Nazi, enyahlah dari jalanan kami."

Kemudian, video yang dibagikan di media sosial menunjukkan pemuda bertopeng melemparkan batu bata, kembang api, dan suar ke arah polisi. Sementara toko-toko dijarah.

Setelah serangan itu, kelompok-kelompok Muslim berkumpul untuk mempertahankan masjid dan tempat ibadah lainnya dari perusuh sayap kanan.

Banyak Muslim mengatakan dalam rekaman yang dibagikan secara daring bahwa mereka turun ke jalan untuk mendukung polisi dan tidak akan memulai serangan terhadap perusuh sayap kanan.

Demo protes islamofobia di India

Photo :
  • AP/Aijaz Rahi

Kekerasan, yang menyebabkan banyak penangkapan dan membuat komunitas Muslim Inggris gelisah, menghadirkan tantangan signifikan bagi Perdana Menteri Keir Starmer yang baru menjabat sebulan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya