Presiden Iran soal Pembunuhan Haniyeh: Israel Buat Kesalahan Besar
- Al Syarq
Teheran, VIVA – Presiden Iran yang baru, Masoud Pezeshkian mengatakan pada Minggu, 4 Agustus 2024, bahwa Israel membuat kesalahan besar karena membunuh Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di Teheran. Masoud menegaskan bahwa hal itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Ia menyampaikan pernyataan ini dalam sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi di Teheran, yang menyampaikan pesan dari Raja Abdullah II kepada presiden baru Iran.
Diplomat tinggi Yordania tersebut tiba di ibu kota Iran pada hari Minggu untuk mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Iran, di tengah meningkatnya ketegangan regional setelah pembunuhan Haniyeh.
Itu adalah kunjungan resmi pertama seorang menteri luar negeri Yordania ke Iran sejak 2015.
"Iran mengharapkan semua negara Islam untuk mengutuk keras kejahatan Israel. Kami bersumpah bahwa pembunuhan Haniyeh tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Masoud, dikutip dari ANews, Senin, 5 Agustus 2024.
Presiden Iran yang baru terpilih tersebut menambahkan bahwa landasan kebijakan luar negeri pemerintahnya adalah untuk memperluas perdamaian, ketenangan, dan stabilitas di kawasan dan di seluruh dunia.
Ia juga menekankan perlunya persatuan di antara negara-negara Islam untuk menghentikan agresi dan kejahatan Israel terhadap warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.
Sebelumnya, Safadi mengadakan pembicaraan luas dengan Menteri Luar Negeri sementara Iran Ali Bagheri Kani di Kementerian Luar Negeri.
Bagheri Kani mengatakan pembunuhan Haniyeh melanggar semua norma internasional, hukum, dan adat serta melanggar keamanan dan stabilitas regional dan internasional, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri.
Ia pun mengutuk sikap negara-negara Barat, yang dipimpin oleh AS dan beberapa negara Eropa, karena mendukung kejahatan rezim Zionis dan tidak mengeluarkan satu pernyataan pun di Dewan Keamanan PBB, yang mengutuk kejahatan Israel baru-baru ini.
Diplomat senior sementara itu menekankan bahwa Israel harus menerima tanggapan yang kuat dan tegas untuk memahami bahwa barbarisme keamanan memiliki biaya yang besar.
Dalam pernyataan pascapertemuan, Safadi mengatakan bahwa ia memberi tahu mitranya dari Iran bahwa dirinya tidak menyampaikan pesan apa pun dari Israel atau negara lain ke Iran, atau sebaliknya.
Ia mengatakan bahwa perjalanannya ke Teheran dilakukan dengan tujuan yang jelas untuk menyelesaikan perselisihan antara kedua negara dengan cara yang menjamin kepentingan bersama.
"Langkah pertama untuk mencegah eskalasi ketegangan regional adalah menghentikan serangan Israel di Jalur Gaza," ucap Safadi.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan sebelumnya pada hari itu, Kementerian Luar Negeri Yordania mengonfirmasi kunjungannya ke Teheran untuk menyampaikan pesan dari Raja Abdullah II kepada presiden Iran yang baru terpilih.
Kunjungan tersebut dilakukan di tengah upaya diplomatik regional yang gencar untuk meredakan situasi setelah pembunuhan pemimpin biro politik Hamas.