Garda Revolusi Iran: Dirancang Zionis, Ismail Haniyeh Dibunuh dengan Proyektil Jarak Pendek

VIVA Trending: Lautan massa upacara pemakaman Ismail Haniyeh di Iran.
Sumber :
  • AP | Vahid Salemi

Teheran, VIVA –  Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyampaikan pernyataan bahwa pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh dengan menggunakan proyektil jarak pendek dengan hulu ledak 7 kilogram. Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, Rabu, 31 Juli 2024.

Prancis Berang gara-gara Pegawai Penegak Hukumnya Ditahan Israel di Yerusalem

Dalam pernyataan yang dirilis, IRGC mengatakan serangan itu berasal dari luar tempat Haniyeh menginap. IRGC menyebut pelakunya adalah zionis Israel yang didukung Amerika Serikat (AS).

"Tindakan ini dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh pemerintah kriminal Amerika," kata IRGC dalam pernyataannya, dikutip dari Iran International, pada Minggu, 4 Agustus 2024.

PBB Sebut Warga Gaza Utara Hadapi Risiko Kematian akibat Penyakit dan Kelaparan

Usai beberapa hari insiden tewasnya Haniyeh, IRGC baru pertama kali mengungkap pemicu kematian pentolan Hamas itu. Haniyeh sebelum tewas terbunuh tengah melakukan perjalanan ke Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezehskian.

Namun, usai tragedi kematian Haniyeh, banyak spekulasi bermunculan. Hal itu terkait apakah rudal jarak jauh ditembakkan dari luar perbatasan Iran atau diluncurkan dari pesawat terbang di wilayah udara Iran.

Media AS Sebut Trump Tak Akan Ancam Embargo Pasokan Senjata ke Israel, Ini Alasannya

VIVA Militer: Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC)

Photo :
  • Islamic Republic News Agency (IRNA)

Kantor Berita Fars yang berafiliasi dengan IRGC sebelumnya merilis foto tempat tinggal yang rusak. Tempat tinggal itu merupakan lokasi Haniyeh terbunuh di lantai 4, gedung wilayah Zafaraniyeh di Teheran utara.

Media Iran termasuk Kantor Berita Tasnim yang berafiliasi dengan IRGC, sebelumnya melaporkan Haniyeh tewas terbunuh disebabkan oleh rudal atau roket yang ditembakkan dari luar gedung ke kamar tempat ia menginap.

Laporan itu berbeda dengan laporan New York Times dan Telegraph yang mengklaim serangan dilakukan dengan menanam bom di kamar Haniyeh.

The Telegraph melaporkan badan intelijen Israel, Mossad, menyewa agen keamanan Iran untuk menanam bahan peledak di tiga kamar terpisah di sebuah gedung tempat seorang pemimpin Hamas menginap.

Rencana awalnya, menurut laporan itu, untuk membunuh Ismail Haniyeh, kepala politik kelompok militan Palestina, pada Mei. Namun, operasi itu dibatalkan karena banyaknya orang di dalam gedung dan kemungkinan besar akan gagal.

New York Times juga mengutip lima pejabat Timur Tengah yang menyatakan bom disembunyikan di wisma tamu yang dikelola IRGC di kompleks Neshat di Teheran utara.

Dalam laporannya, New York Times merinci ledakan itu terjadi sekitar pukul 02.00 pagi waktu setempat. Insiden dipicu dari jarak jauh dan menyebabkan kerusakan yang signifikan.

Ledakan itu mengguncang gedung, memecahkan jendela, dan sebagian merobohkan dinding luar. Terlepas dari metode pembunuhan terhadap Haniyeh, pejabat Iran mengakui kegagalan signifikan untuk melindungi tamu negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya