Iran Kibarkan Bendera Perang ke Israel, Tinggal Tunggu Waktu Tepat untuk Menyerang

Pasukan khusus Iran.
Sumber :
  • wearethemighty.com

Jenewa, VIVA – Duta Besar Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan pihaknya tidak akan ragu menggunakan haknya membela diri terkait konflik dengan Israel. Iran menudug Israel di balik pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran.

ICC Perintahkan Penangkapan PM Israel, Biden Tegaskan AS Akan Lindungi Netanyahu

Dalam insiden kematian Haniyeh, pemimpin pejuang Hamas itu melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian. Namun, Haniyeh jadi sasaran serangan pada Rabu, 31 Juli 2024, di Teheran utara.

Dalam surat kepada PBB, Duta Besar Amir Saeed Iravani menuturkan serangan itu sebagai pelanggaran berat terhadap kedaulatan Iran, dan melanggar hukum internasional.

Hamas Sebut AS Takut-takuti Hakim Mahkamah Internasional yang Perintahkan Tangkap Netanyahu

"Rezim jahat dan teroris ini beserta kaki tangannya bertanggung jawab. Republik Islam Iran tidak akan ragu untuk menggunakan haknya untuk membela diri, sebagaimana tercantum dalam Pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menanggapi dengan tegas dan segera," kata Iravani, dikutip dari Iran International, Minggu, 4 Agustus 2024.

Pun, sebelumnya Iran pada April lalu sudah sempat mengirim surat ke PBB terkait pembelaan diri sebelum melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada 13 April.

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

VIVA Trending: Lautan massa upacara pemakaman Ismail Haniyeh di Iran.

Photo :
  • AP | Vahid Salemi

Selama serangan itu, Iran meluncurkan rentetan rudal dan pesawat nirawak ke Israel. Iran mengklaim serangan itu sebagai aksi balasan atas serangan mematikan Israel di kompleks kedutaannya di Damaskus pada 1 April. 

Namun, hampir semua proyektil serangan Iran berhasil dicegat dan ditembak jatuh oleh Israel.

Selain itu, kantor berita Fars yang berafiliasi dengan IRGC, sebuah laporan oleh New York Times tentang pembunuhan Haniyeh, melaporkan pentolan Hamas itu dibunuh oleh alat peledak yang disembunyikan di kamarnya dua bulan sebelum serangan itu.

"Kebohongan ini disebarkan. Sementara hasil investigasi para ahli menunjukkan bahwa Haniyeh terkena proyektil, yang mana keterlibatan rezim Zionis tidak dapat dikesampingkan," kata Fars.

Pemimpin tertinggi Iran Ali Khamenei juga jelas mengutarakan kesiapan Iran untuk melancarkan aksi serangan.

"Israel membunuh tamu kami yang terhormat di rumah kami. Dan menyiapkan dasar untuk hukuman berat bagi dirinya sendiri," kata Ali Khamenei.

Jenderal Mohammad Baqeri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran juga mengatakan rezim Zionis pasti akan menyesali serangan itu.

Baqeri mencatat bahwa Teheran saat ini sedang mempertimbangkan tanggapan yang tepat untuk membalas pembunuhan Haniyeh.

Ali Akbar Ahmadian, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, mengatakan kepada kantor berita semi-resmi Iran, Mehr, menyampaikan semua garis depan perlawanan akan membalas dendam atas darah Haniyeh.

Pemimpin senior kelompok yang didukung Iran di wilayah tersebut juga bertemu pada Kamis, 1 Agustus 2024, di Teheran untuk membahas rencana pembalasan terhadap Israel.


 

Gedung kongres Amerika Serikat, Capitol.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Sejak genosida dimulai, AS telah memberikan lebih dari 18 miliar dolar AS (Rp286,2 triliun) dalam bentuk senjata kepada pemerintah Israel, kata anggota Kongres.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024