3 Pelaku Tragedi 9/11 Tidak Dihukum Mati, tapi Setujui Hukuman Seumur Hidup

Peringatan tragedi 9/11 dan bendera menghormati 93 pahlawan dibentangkan di AS
Sumber :
  • AP Photo/Barry Reeger

Washington, VIVA – Khalid Shaikh Mohammed, orang yang merencanakan serangan teror 11 September tahun 2001, bersama dua kaki tangannya, yang menewaskan hampir 3.000 orang, telah menerima kesepakatan pembelaan untuk menerima hukuman seumur hidup, menurut jaksa penuntut.

Hubungan Mencair, AS Jual Rudal TOW ke Arab Saudi Senilai Rp 6,8 Triliun

"Mohammed, bersama dua kaki tangannya, Walid bin Attash dan Mustafa al-Hawsawi, akan terhindar dari hukuman mati sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri kasus konspirasi terhadap mereka," menurut laporan The New York Times.

Berita tentang pembelaan itu muncul dalam sebuah surat dari jaksa militer kepada anggota keluarga korban yang tewas dalam serangan itu.

Surat Menhan-Menlu AS soal Gaza kepada Israel Bocor, Pentagon Sebut "Korespondensi Pribadi"

“Sebagai imbalan atas penghapusan hukuman mati sebagai hukuman yang mungkin dijatuhkan, ketiga terdakwa ini telah setuju untuk mengaku bersalah atas semua pelanggaran yang didakwakan, termasuk pembunuhan terhadap 2.976 orang yang tercantum dalam dakwaan,” demikian bunyi surat itu, dikutip dari Independent, Kamis, 1 Agustus 2024.

Menara Kembar World Trade Center di New York setelah diserang teroris

Photo :
Gedung Putih Mulai Kehilangan Kepercayaan terhadap Netanyahu, Menurut Laporan

Beberapa dari keluarga yang terdampak oleh kejadian 9/11 tidak menyetujui kesepakatan itu.

"Saya sangat kecewa. Kami menunggu dengan sabar untuk waktu yang lama. Saya menginginkan hukuman mati. Pemerintah telah mengecewakan kami," kata Daniel D'Allara, yang saudaranya, petugas NYPD John D'Allara, tewas pada 9/11.

Kantor Komisi Militer (OMC) memberi tahu bahwa ketentuan perjanjian tersebut belum tersedia saat ini, dan bahwa pembelaan akan diumumkan secara resmi pada hari Kamis, dengan vonis akan dimulai pada tanggal 5 Agustus.

Komisi militer juga masih perlu dibentuk untuk menerima pembelaan, mempertimbangkan bukti yang digunakan dalam vonis, dan mendengarkan kesaksian dari para korban.

Terry Strada, ketua nasional 9/11 Families United, mengatakan kepada The Associated Press bahwa ia berharap kasus tersebut dibawa ke pengadilan penuh.

“Bagi saya pribadi, saya ingin melihat keadilan di pengadilan. Dan mereka harus mengambil keadilan yang saya harapkan, pengadilan dan hukuman," ucap Strada.

"Mereka pengecut saat merencanakan serangan itu. Dan mereka tetap pengecut hari ini," imbuhnya.

Mohammed, seorang teroris Al-Qaeda kelahiran Kuwait, yang sering dipanggil dengan inisial KSM, lahir di Kuwait, menempuh pendidikan di AS, dan kemudian bertempur di Afghanistan pada 1980-an.

Pada 1996, ia menyampaikan rencana kepada pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden untuk membajak pesawat komersial dan menerbangkannya ke lokasi-lokasi sensitif di seluruh AS untuk serangan yang kemudian menjadi tragedi 9/11.

One World Trade Center

Photo :
  • onewtc.com

Rencana akhirnya menargetkan Menara Kembar World Trade Center di New York City serta Pentagon. Pesawat ketiga yang dibajak, yang menuju US Capitol, jatuh di Pennsylvania.

KSM diburu dan ditangkap di Pakistan pada 2003, dan menjadi sasaran penyiksaan di penjara "situs hitam" rahasia CIA.

Kasus konspirasi terhadap trio pelaku tersebut telah dalam proses praperadilan selama lebih dari satu dekade.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya