Pentolan Hamas Tewas Dihantam Rudal Presisi Israel, Rumahnya di Teheran Jadi Sorotan

Foto kediaman pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, yang dirilis IRGC
Sumber :
  • iranintl

Teheran, VIVA – Tewasnya pentolan politik Hamas, Ismail Haniyeh membuat dunia geger, hingga  mempertanyakan mengenai sistem keamanan di Teheran, Iran.

Kerahkan 50 Ribu Pasukan, Israel Tetap Gagal Rebut Satu Desa pun di Lebanon

Para ahli menduga pembunuhan pemimpin politik Hamas itu mungkin menggunakan rudal presisi khusus dengan pasukan khusus, yang mengarah dengan tepat ke sasarannya.

Jika benar dengan menggunakan rudal presisi, bisa saja serangan semacam itu akan melumpuhkan Haniyeh.

Iran Mungkin Akan Pakai Hulu Ledak Lebih Kuat untuk Balas Serangan Israel, Menurut Media

Selain itu, dalam foto-foto yang beredar, properti Haniyeh hanya mengalami kerusakan kecil.

Mayor Andrew Fox, seorang peneliti di Henry Jackson Society dan mantan pasukan terjun payung Inggris, mengatakan bahwa menemukan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh cukup mudah bagi intelijen.

Netanyahu Kunjungi Perbatasan Lebanon saat Konflik sedang Memanas

"Mereka menempatkan radar sehingga pekerjaan intelijen cukup mudah untuk menemukan mereka. Waktunya sangat masuk akal. Di Afghanistan kami melakukan penggerebekan malam karena kami tahu di mana target akan tidur," kata Andrew Fox, dikutip dari Iran International, Kamis, 1 Agustus 2024.

VIVA Militer: Prosesi pemakaman pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh

Photo :
  • snntv.com

Berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun, ia mengatakan kemungkinan penyebab serangan itu adalah rudal yang diluncurkan dari luar Iran dan diarahkan dengan teknologi laser presisi, yang dioperasikan oleh pasukan khusus di darat.

“Tentara di darat mengarahkan penunjuk laser ke titik yang ingin mereka serang sehingga laser mengarahkan rudal ke titik jatuhnya,” ujarnya.

“Inggris, AS, dan negara lain memiliki teknologi ini.”

Efektif Membunuh Tak Merusak Sekitar

Diketahui, serangan itu hanya menimbulkan kerusakan minimal, rudal tersebut juga datang hampir tanpa diketahui karena suaranya yang minim.

“Ada rudal kinetik yang digunakan Israel, yang membunuh dengan menggunakan energi kinetik yang pada dasarnya menggunakan kecepatan dan berat hulu ledak untuk membunuh. Kami telah melihatnya dalam serangan yang digunakan oleh Hamas. Itu menjelaskan mengapa lebih sedikit orang yang terbunuh dan rudal itu tidak terlalu berisik dibandingkan hulu ledak peledak,” jelasnya.

Artinya, tidak seperti pembunuhan komandan tertinggi Hizbullah di Beirut pada hari Selasa, 30 Juli 2024, Fuad Shuker, yang melukai sedikitnya 60 orang lainnya dan merusak sebagian besar bangunan besar, dampaknya jauh lebih kecil.

"Sangat cerdik menggunakan ini karena tidak menghancurkan seluruh bagian Teheran. Tidak ada kerusakan yang begitu parah sehingga Teheran terpaksa membalas dengan kekuatan besar. Jika mereka menghancurkan satu blok kota, Iran tidak punya pilihan selain bersikap lebih agresif daripada yang saya kira. (Namun kenyataannya) itu hanya satu rumah. Ini memalukan bagi Iran, tetapi dalam hal kerusakan, itu bukan hal yang besar," tambah Andre Fox.

Analis intelijen dan keamanan Israel, Ronen Solomon, mengatakan serangan di Teheran akan sangat memalukan bagi Iran.

Saat berada di Qatar, Haniyeh memiliki lingkaran keamanan yang besar di sekelilingnya. Namun, ironisnya, dia hanya memiliki satu pengawal di Teheran, satu-satunya tempat yang dia rasa aman.

“Ismail Haniyeh datang bersama sekelompok warga Palestina, jadi ada jejak (intelijen) yang luas. Mereka datang dari Qatar dan biasanya menggunakan pesawat pribadi,” jelasnya.

VIVA Militer: Unjuk rasa pasca pembunuhan Ismail Haniyeh

Photo :
  • euronews.com

Akar serangan itu masih belum dikonfirmasi oleh Iran atau Israel, tetapi Solomon mengatakan yang tidak biasa adalah kurangnya suara dan penglihatan.

“Biasanya jika ada ledakan, kami melihatnya. Anda dapat mendengarnya. (Tapi) kami tidak mendapatkan (pendengaran dan penglihatan) pada penyerangan Haniyeh. Jika ada serangan, di utara Teheran ada Laut Kaspia,” katanya, yang menunjukkan bahwa ini adalah arah serangan.

"Jika saya adalah unit khusus dengan rudal berpemandu, saya dapat melakukannya dari laut dengan rudal jelajah. Laut Kaspia di utara tidak jauh dari Teheran," katanya.

Dengan sekutu dekat Israel, Azerbaijan, yang berbatasan dengan Iran, Solomon mengatakan kemungkinan negara itu digunakan untuk melancarkan serangan. Hanya beberapa ratus kilometer jauhnya, negara itu sudah memiliki persenjataan Israel dan intelijen bersama.

Namun, ia mengatakan opsi lain, seperti yang telah terlihat sebelumnya, adalah serangan pesawat tanpa awak yang dapat dilakukan dengan jangkauan 30 km yang dikirim dari dalam Teheran, dan diluncurkan oleh sel oposisi.

Metode seperti itu akan realistis untuk operasi semacam ini, dan Israel memiliki kemampuan ini seperti yang telah terlihat di masa lalu dengan operasi yang dituduhkan Iran sebagai rencana Israel. “Ini akan menjadi operasi yang sangat cepat, dengan sedikit pengumuman bahwa (Haniyeh) berada di Teheran,” kata Solomon.

Namun, dengan kedua belah pihak tetap bungkam mengenai rinciannya, operasi itu tetap menjadi misteri.

“Tidak ada tanda-tanda kinetik dan Israel belum bertanggung jawab, jadi masih belum jelas, yang mana baik bagi Israel karena memberi ruang untuk penyangkalan."

Sebagai informasi, Haniyeh tewas setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran dan setelah bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei.

Pembunuhan Haniyeh telah memicu kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan menjadi perang regional yang besar. Kematian Haniyeh juga telah dikonfirmasi oleh kelompok Palestina, Hamas. Dalam pernyataannya, Hamas mengungkap dalang dibalik kematian Haniyeh.

"Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Serangan berbahaya Israel menewaskan kepala politbiro kelompok Palestina di Teheran," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya