Ismail Haniyeh, Pimpinan Hamas yang Tewas Merupakan Tokoh Kunci Gencatan Senjata di Gaza

VIVA Militer: Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh
Sumber :
  • latimes.com

Teheran, VIVA – Pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh dinyatakan tewas dalam sebuah serangan di Iran pada Rabu 31 Juli 2024 pagi waktu setempat.

Israel Berlakukan Jam Malam dan Tutup Toko-toko di Kota Deir Istiya Tepi Barat

"Israel berada di balik pembunuhan Haniyeh. Serangan berbahaya Israel menewaskan kepala politbiro kelompok Palestina di Teheran," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Iran Internasional, Rabu, 31 Juli 2024.

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Photo :
  • Al Arabiya
Kondisi Gaza Makin Memprihatinkan, Gerakan Cinta dan Peluk Palestina Digaungkan

Haniyeh berada di Teheran, Iran dalam rangka menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Iran.

Analis Politik dan Kebijakan Luar Negeri Barak Ravid dilansir CNN menyebut, meskipun Haniyeh tidak signifikan secara militer, ia bertanggung jawab atas hubungan internasional.

Blak-blakan, Presiden Cile Sebut Netanyahu Penjahat Perang

Pimpinan Politik Hamas itu, sambung Ravid, menjadi tokoh kunci sebagai lawan lawan bicara utama dengan mediator Mesir dan Qatar mengenai kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata di Gaza.

Ismail Haniyeh telah bergabung dengan Hamas pada akhir 1980-an selama Intifada Pertama, atau pemberontakan.

Seiring dengan meningkatnya kekuasaan Hamas, Haniyeh naik pangkat dan diangkat menjadi bagian dari kepemimpinan kolektif rahasia pada tahun 2004

Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi perdana menteri Otoritas Palestina pada tahun 2006.

Pada bulan April, serangan udara Israel menewaskan tiga putra Haniyeh dan empat cucunya.

Namun Haniyeh yang bermarkas di Qatar mengatakan kematian mereka tidak akan memengaruhi gencatan senjata dan perundingan penyanderaan yang sedang berlangsung.

"Siapa pun yang berpikir bahwa dengan menargetkan anak-anak saya selama perundingan dan sebelum kesepakatan disetujui, Hamas akan terpaksa menarik kembali tuntutannya, mereka adalah orang yang gila," kata Haniyeh beberapa waktu lalu dikutip CNN.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya