Buntut Dugaan Kecurangan Pemilu, Kerusuhan Pecah di Venezuela

Kerusuhan di Venezuela (Doc: India Today)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Caracas, VIVA – Pasukan keamanan Venezuela menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah pengunjuk rasa yang menentang hasil Pemilu, yang dimenangkan oleh petahana Nicolas Maduro. Pihak oposisi juga menolak hasil tersebut.

Partai Oposisi Korsel Berencana Memakzulkan Penjabat Presiden Han Duck Soo

Ribuan orang membanjiri jalan-jalan di beberapa lingkungan ibu kota, sambil meneriakkan "Kebebasan, kebebasan!" dan "Pemerintah ini akan jatuh!"

Kerusuhan di Venezuela (Doc: India Today)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
PBB Kirim Utusan ke Suriah Bahas Bantuan Kemanusiaan usai Assad Terguling

Melansir dari India Today, Selasa, 30 Juli 2024, beberapa orang merobek poster kampanye Maduro dari tiang-tiang jalan dan membakarnya.

Dua patung Hugo Chavez, mendiang ikon sosialis yang memimpin negara selama lebih dari satu dekade dan memilih Maduro sebagai penggantinya, dirobohkan oleh para pengunjuk rasa.

Oposisi Bersenjata Suriah: Israel Harus Mundur ke Posisi Sebelumnya

Anggota garda nasional menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah pengunjuk rasa, beberapa mengenakan helm sepeda motor dan bandana yang diikatkan di wajah mereka untuk perlindungan. Beberapa orang lainnya melemparkan batu.

Protes dilaporkan mencapai daerah-daerah yang sangat miskin di Caracas, yang sebelumnya menjadi basis dukungan bagi Maduro dan pemerintahan sosialisnya. Protes juga terjadi di tempat lain di Venezuela.

"Kami menginginkan kebebasan. Kami ingin Maduro pergi. Maduro, pergi!," kata Marina Sugey, seorang warga berusia 42 tahun dari daerah miskin di Caracas yang disebut Petare.

Maduro diketahui segera menghadiri sebuah pertemuan pada hari Senin, di mana Dewan Pemilihan Nasional (CNE) mengesahkan kemenangannya, untuk masa jabatan ketiga selama enam tahun hingga tahun 2031.

Ia juga menepis kritik dan keraguan internasional tentang hasil pemungutan suara pada Minggu, 28 Juli 2024, dengan mengklaim Venezuela menjadi target percobaan "kudeta" yang bersifat "fasis dan kontra-revolusioner".

Sementara itu, pemimpin oposisi Maria Corina Machado mengatakan kepada wartawan bahwa menurut tinjauan catatan pemungutan suara yang tersedia sejauh ini, dengan jelas menunjukkan bahwa presiden terpilih seharusnya yakni, Edmundo Gonzalez Urrutia.

Catatan tersebut menunjukkan keunggulan yang secara matematis tidak dapat diubah untuk Gonzalez Urrutia, dengan jumlah 6,27 juta suara, dan 2,75 juta untuk Maduro.

VIVA Militer: Presiden Venezuela, Nicolas Maduro

Photo :
  • The Sun

Pemilihan umum diadakan di tengah kekhawatiran yang meluas akan penipuan oleh pemerintah dan kampanye yang dinodai oleh tuduhan intimidasi politik.

Para lembaga survei juga telah meramalkan kemenangan gemilang bagi oposisi.

Pada dini hari Senin, dewan pemilihan (CNE) mengatakan Maduro telah memenangkan 51,2 persen suara, sementara Gonzales mendapatkan 44,2 persen.

Pihak oposisi menuduh adanya kecurangan, yang mendorong Jaksa Agung Tarek William Saab mendakwa Machado dengan dugaan serangan siber yang bertujuan untuk memanipulasi hasil pemilu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya