Pemerintah Putuskan Tutup Masjid-masjid di Jerman, Iran Murka

Polisi Jerman melancarkan penggerebekan di Islamic Center Hamburg karena dugaan hubungan dengan Hizbullah Lebanon.
Sumber :
  • Iranintl.

Berlin – Penjabat Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, mengecam keputusan Jerman untuk menutup Islamic Center Hamburg (IZH). Hal itu disampaikan Kani saat berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock kemarin.

Curhat Cak Imin Diomelin Istri: Apa Gunanya Jadi Menteri Kalau Enggak Bisa Atasi Judi Online?

Percakapan itu terjadi setelah polisi Jerman menggerebek 53 properti yang terkait dengan pusat Islam tersebut, dan menuduhnya mendukung ekstremisme dan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah.

“Penutupan pusat-pusat Islam di Jerman merupakan tindakan yang sepenuhnya politis, sejalan dengan Islamofobia dan melayani kepentingan rezim Zionis. Pemerintah Jerman harus menerima konsekuensinya,” katanya, dikutip dari Middle East Monitor, Senin, 29 Juli 2024.

Dari 109 Menteri, Wamen, Stafsus dan Utusan Khusus di Kabinet Merah Putih, 59 Sudah Lapor LHKPN

Polisi Jerman melancarkan penggerebekan di Islamic Center Hamburg karena dugaan hubungan dengan Hizbullah Lebanon.

Photo :
  • Iranintl.

Pada hari Rabu, 24 Juli 2024, Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan telah melarang Pusat Islam Hamburg dan organisasi afiliasinya di seluruh Jerman hingga saat ini, karena merupakan organisasi ekstremis Islam yang mengejar tujuan anti-konstitusional.

Ridwan Kamil Bersyukur Bisa Ketemu, Kiyai Said Aqil Siradj Puji RK Rajin Ibadah

Selain mendukung organisasi "teroris", pusat tersebut dituduh mempromosikan anti-Semitisme yang agresif dan menyebarkan pemerintahan otoriter dan teokratis.

Menurut PressTV, sebagai bagian dari larangan tersebut, kementerian mengatakan akan menutup empat masjid Syiah, termasuk Masjid Biru Hamburg, yang juga dikenal sebagai Masjid Imam Ali, salah satu masjid tertua di Jerman.

Ilustrasi ibadah solat

Photo :
  • Paxel

Baerbock, pada bagiannya, mengatakan bahwa pusat yang ditutup tersebut dapat memperjuangkan hak-haknya melalui mekanisme hukum di Jerman.

Diskusi keduanya juga mencakup perkembangan terbaru di kawasan tersebut, pembicaraan antara Iran dan peserta yang tersisa dalam kesepakatan nuklir Iran yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) tentang pencabutan sanksi anti-Iran, dan beberapa masalah konsuler bilateral.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya