Bandara Internasional Beirut Batalkan Seluruh Penerbangan Buntut Ancaman Israel

Ilustrasi penerbangan.
Sumber :
  • BusinessInsider

VIVA – Bandara Internasional Rafic Hariri Beirut, membatalkan seluruh penerbangan, baik kedatangan maupun keberangkatan pesawat, akibat ancaman serangan Israel ke Lebanon, pada Minggu malam, 28 Juli 2024.

Jokowi Sebut Tol Balikpapan ke IKN Perkiraan Akan Selesai Pertengahan 2025

Penerbangan mulai Minggu malam dan seterusnya telah ditangguhkan, menurut layar informasi keberangkatan dan kedatangan di bandara pada hari Minggu.

Informasi penerbangan dan situs bandara mengindikasikan penerbangan ke dan dari Beirut ke sejumlah tujuan di dunia bertanda "dibatalkan" atau "ditunda'.

Lebanon Siaga Tinggi Jelang Serangan Besar Israel, 150 Rumah Sakit Disiapkan

Pembatalan dan penundaan tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga Senin pagi.

Maskapai penerbangan utama Lebanon, Middle East Airlines (MEA), sebelumnya mengumumkan bahwa beberapa penerbangan yang dijadwalkan berangkat dari Beirut akan ditunda hingga pagi hari tanggal 29 Juli.

Jumlah Korban Tewas Petugas UNRWA akibat Serangan Israel di Gaza 'Pecahkan Rekor'

Ilustrasi bandara

Photo :
  • Pixabay

MEA merupakan maskapai nasional Libanon di Beirut dan mengoperasikan penerbangan ke sejumlah tujuan di Timur Tengah, Eropa, Afrika dan lainnya.

Sebelumnya Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya dan mengimbau mereka untuk tidak bepergian ke Libanon, dengan alasan potensi gangguan dalam perjalanan udara karena meningkatnya ketegangan regional.

Ketegangan di wilayah tersebut meningkat setelah tentara Israel pada Ahad mengusulkan pemerintah skenario serangan terhadap kelompok Hizbullah Lebanon menyusul serangan roket yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut media Israel.

Namun tuduhan Israel bahwa Hizbullah menyerang kota Majdal Sharms pada Sabtu telah disangkal kelompok itu.

Menurut Radio Militer Israel, militer telah merumuskan skenario potensi serangan terhadap Hizbullah dan mendiskusikannya di tingkat politik guna menilai situasi.

Diskusi tersebut membahas kemungkinan “melakukan aksi militer yang lebih keras” di Libanon, kata lembaga penyiaran tersebut.

Pada Sabtu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Hizbullah akan “membayar harga yang mahal” atas serangan tersebut.

Kekhawatiran berkembang mengenai perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran serangan lintas batas antara kedua belah pihak.

Peningkatan ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu menyusul serangan kelompok perlawanan Palestina Hamas.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya