PBB: Perlindungan Sangat Dibutuhkan bagi Penduduk Sipil di Gaza
- ANTARA/Xinhua/Abdul Rahman Salama
VIVA – Seorang pejabat PBB pada hari Jumat, 26 Juli 2024 menyerukan perlindungan mendesak terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza, termasuk para pekerja kemanusiaan.
"Perlindungan sangat dibutuhkan bagi penduduk sipil di Gaza, tetapi juga bagi operasi kemanusiaan. Staf dan aset kemanusiaan harus dilindungi dari segala bentuk serangan kekerasan," kata Muhannad Hadi, Wakil Koordinator Khusus dan Koordinator Residen dan Kemanusiaan di Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah (UNSCO), dalam pertemuan Dewan Keamanan.
Hampir sepuluh bulan setelah krisis berlangsung, Hadi mengatakan lingkungan yang aman dan memungkinkan penyediaan bantuan kemanusiaan masih belum ada di Gaza.
"Saat ini PBB tidak dalam posisi untuk menyediakan bantuan yang dibutuhkan bagi masyarakat di Gaza, apalagi untuk meningkatkannya, kecuali jika faktor-faktor tertentu tersedia," katanya.
"Kewajiban menjaga semua staf kemanusiaan adalah salah satu perhatian utama kami. Saat ini, risiko di Gaza tidak dapat diterima," tambah Hadi.
Beralih ke tragedi kemanusiaan di Gaza, Hadi mengatakan ribuan anak telah menderita cedera mengerikan seperti luka bakar tingkat tiga, anggota tubuh yang diamputasi, dan trauma mental yang mendalam.
Mengutip anak-anak di tempat penampungan yang menangis sepanjang malam, Hadi mengatakan pikiran bunuh diri bukanlah hal yang jarang terjadi karena orang tua tidak mampu melindungi anak-anak mereka dari kelaparan dan trauma.
"Enam ratus dua puluh lima ribu anak tidak mendapatkan pendidikan selama satu tahun penuh. Tidak perlu dikatakan lagi bahwa anak yang tidak mengenyam pendidikan adalah anak yang tidak memiliki masa depan," katanya.
Menekankan bahwa dampak manusia dari konflik tersebut tidak dapat dilebih-lebihkan, Hadi menyerukan gencatan senjata di wilayah kantong yang terkepung tersebut, dan pembebasan sandera dengan segera dan tanpa syarat.
Sementara itu, Israel yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza sejak serangan 7 Oktober oleh Hamas.
Hampir 39.200 warga Palestina terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan lebih dari 90.400 terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sembilan bulan lebih sejak serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.