Rusia Dituduh Jual Organ Tubuh Tentara Ukraina yang Tewas

VIVA Militer: Tentara Rusia kibarkan bendera negara di wilayah Ukraina
Sumber :
  • wsj.com

Ankara – Istri dari seorang tawanan perang Ukraina menuduh Rusia mencuri dan menjual organ tubuh tentara yang tewas.

Rudal Nuklir Meluncur, Tentara Korut Siap Gempur Ukraina

Larysa Salaeva, ketua kelompok Kebebasan untuk Pembela Mariupol, mengklaim bahwa beberapa jenazah tentara Ukraina yang dikembalikan ke Ukraina oleh pasukan Rusia ditemukan tanpa organ vital.

Namun, sumber-sumber Rusia membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa tuduhan itu adalah bagian dari propaganda untuk menjelek-jelekkan pasukannya.

Innova Maut Tabrak Warung Pinggir Jalan di Surabaya, 2 Pengunjung Tewas

Diketahui, lebih dari 10.000 warga Ukraina diperkirakan berada dalam tahanan Rusia.

VIVA Militer: Tentara Rusia mengibarkan bendera di Ukraina

Photo :
  • rferl.org
Tentara Israel Bergerak Maju ke RS Indonesia

Perang Ukraina-Rusia dimulai pada Februari 2022, ketika pasukan militer Rusia memasuki Ukraina dari Belarus, Rusia, dan Krimea.

Sebelum invasi, telah terjadi konflik selama delapan tahun di Ukraina timur antara pasukan Pemerintah Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia.

Klaim tersebut disampaikan Salaeva dalam pertemuan di Ankara, Turki, antara perwakilan keluarga tawanan perang dan Duta Besar Ukraina untuk Turki, Vasyl Bodnar.

“Saat ini sudah diketahui secara pasti bahwa kami menerima jenazah mereka yang disiksa dari dalam tahanan (selama pertukaran jenazah). Kami tidak hanya menerima jenazah yang disiksa, tapi sayangnya, jenazah yang tidak memiliki organ,” kata Salaeva, dikutip dari India Today, Jumat, 26 Juli 2024.

Salaeva yakin hal ini menunjukkan adanya pasar gelap yang aktif untuk transplantasi organ di Rusia, yang beroperasi dengan tawanan perang Ukraina.

"Ini menegaskan fakta bahwa pasar gelap untuk transplantasi organ di Federasi Rusia berhasil. Dan, sayangnya, hal ini juga berdampak pada tawanan perang kita. Oleh karena itu, saya yakin kita perlu membicarakan hal ini kepada seluruh dunia untuk menghentikan kejahatan ini,” tambahnya.

Salaeva juga mengimbau Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk mendukung pembentukan komisi medis independen untuk memantau kesehatan tentara di penangkaran Ukraina dan Rusia.

“Saya juga ingin meminta Turki untuk bertindak sebagai negara pelindung dalam menyelesaikan semua masalah kemanusiaan terkait pertukaran tawanan perang,” ujarnya.

Memburuknya kondisi para tahanan yang kembali juga menjadi sorotan.

“Kami melihat kondisi kesehatan anak laki-laki kami saat kembali,” kata ibu seorang tentara.

"Tidak dapat dijelaskan: mereka kurus dan membutuhkan bantuan medis. Setiap saat, kesehatan mereka memburuk di dalam tahanan,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya