Raja Narkoba Paling Bengis di Dunia Ditangkap saat Mendarat di AS

El Mayo Zambada (Doc: India Today)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Washington – Gembong atau raja narkoba Meksiko Ismael "El Mayo" Zambada dan putra mantan rekannya, Joaquin "El Chapo" Guzman, ditangkap di El Paso, Texas, pada Kamis, 25 Juli 2024. Hal itu disampaikan oleh Departemen Kehakiman AS.

Agus Ardianto: Ada 113 Napi 'Gembong Narkoba' Dipindahkan ke Nusa Kambangan

“Departemen Kehakiman telah menahan dua orang lagi yang diduga sebagai pemimpin Kartel Sinaloa, salah satu organisasi penyelundup narkoba paling kejam dan kuat di dunia,” kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip dari India Today, Jumat, 26 Juli 2024.

El Mayo Zambada (Doc: India Today)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong
BNN Sebut Bandar Jadikan Kemiskinan sebagai Alat Rayu ke Masyarakat agar Mau Edarkan Narkoba

Zambada dan Joaquin Guzman Lopez, putra El Chapo, menghadapi berbagai dakwaan di AS karena memimpin operasi kriminal kartel, termasuk pembuatan fentanil yang mematikan dan jaringan penyelundupannya, kata pernyataan itu.

Penangkapan Guzman Lopez pertama kali dilaporkan oleh Reuters, sebelum pernyataan Departemen Kehakiman.

Parlemen AS Desak Pemerintahan Joe Biden Setop Kirim Senjata ke Israel

Dua pejabat AS mengatakan bahwa Zambada dan Guzman Lopez ditahan setelah mendarat dengan pesawat pribadi.

Zambada adalah salah satu pelaku perdagangan manusia paling berpengaruh dalam sejarah Meksiko dan ikut mendirikan Kartel Sinaloa bersama El Chapo, yang diekstradisi ke Amerika Serikat pada tahun 2017 dan menjalani hukuman seumur hidup di penjara dengan keamanan maksimum.

Setelah El Chapo diekstradisi, kerajaan kriminalnya diwarisi oleh empat putranya yang dikenal sebagai Los Chapitos, atau Little Chapos, yang mengambil alih faksi kartelnya dan menjadi salah satu eksportir fentanil terbesar ke Amerika Serikat.

Ilustrasi narkoba.

Photo :
  • dok. Pixabay

El Mayo dan Los Chapitos memiliki hubungan yang retak sejak ekstradisi El Chapo, dan penangkapan kedua pelaku perdagangan manusia dapat memicu ketidakstabilan atau bahkan kekerasan di Meksiko.

Jaksa federal AS pada bulan Februari mendakwa Zambada melakukan konspirasi untuk memproduksi dan mendistribusikan fentanil, yang menurut Badan Pengawasan Narkoba (Drug Enforcement Administration) merupakan penyebab utama kematian bagi orang Amerika yang berusia antara 18 dan 45 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya