Kemlu RI Siapkan Rencana Darurat Evakuasi WNI di Bangladesh

Kerusuhan di Ibu Kota Bangladesh (Doc: India Today)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

VIVA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan KBRI Dhaka menyampaikan update terbaru di tengah demonstrasi besar yang menuntut penghapusan sistem kuota penerimaan pegawai negeri (PNS) di Bangladesh. Kemlu RI dan KBRI Dhaka  terus memonitor situasi dan menjalin komunikasi dengan warga negara Indonesia (WNI) di Bangladesh.

Presiden Prabowo Disambut Perwakilan Kerajaan Inggris: Selamat Datang

“Hingga saat ini, per 21 Juli 2024, para WNI dalam keadaan selamat,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkat pada Minggu.

Judha menyebut dari total 563 WNI di Bangladesh, mayoritas adalah ibu rumah tangga yang menikah dengan warga negara Bangladesh.

Cerita Sriwani Sayuti Bisa Balik Indonesia, Sempat Ditahan di Thailand Dituduh Bawa 128 WNI Wisata Ilegal

Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha.

Photo :
  • VIVA/Natania Longdong.

Selain memonitor keamanan para WNI, Kemlu dan KBRI juga disebutnya telah menyusun rencana kontingensi berupa evakuasi WNI untuk mengantisipasi eskalasi lebih lanjut.

12 Wanita Dievakuasi dari Rumah Kosong di Surabaya, Dijanjikan Jadi Pemandu Lagu

Pemerintah Bangladesh pada Sabtu, 20 Juli 2024, memberlakukan jam malam di seluruh negeri dan mengerahkan pasukan di tengah protes yang disertai kekerasan yang menyebabkan kematian sedikitnya 105 korban.

Jam malam diberlakukan pada Jumat malam  dan akan tetap berlaku hingga Minggu pagi ketika pihak berwenang akan meninjau situasi di negara Asia Selatan tersebut.

Demi mencegah protes meluas, pemerintah Bangladesh pada Kamis (18/7) memutus layanan internet seluler dan konektivitas pita lebar (broadband), serta membatasi akses media sosial.

Aksi protes terhadap sistem kuota 56 persen dalam pekerjaan publik di negara Asia Selatan itu kian panas pekan ini, seiring dengan penutupan lembaga pendidikan di seluruh Bangladesh oleh pemerintah.

Namun, para mahasiswa menolak meninggalkan universitas.

Dalam sistem rekrutmen pegawai negeri Bangladesh, sekitar 30 dari 56 persen kuota penempatan PNS diperuntukkan bagi kalangan putra dan cucu para pejuang perang kemerdekaan Bangladesh pada 1971. (Ant)

  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya