Bikin Video dari Al-Aqsa, Menteri Israel Peringatkan Netanyahu Tak Buat Perjanjian dengan Hamas
- aawsat.com
Tel Aviv – Seorang menteri sayap kanan Israel, yang memiliki kekuasaan untuk menjatuhkan pemerintah, pada Kamis, 18 Juli 2024, merilis sebuah video dari kompleks Masjid Al-Aqsa, yang menjadi titik konflik untuk memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas perang Gaza.
Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, yang dikenal karena sikap dan komentarnya yang provokatif, mengatakan Netanyahu tidak boleh membuat perjanjian dengan Hamas untuk memulangkan sandera yang ditahan di Gaza sejak 7 Oktober.
“Saya datang ke tempat paling penting bagi orang-orang Yahudi untuk mendoakan para sandera, agar mereka pulang, tetapi tidak melalui kesepakatan menyerah. Tidak ada kata menyerah,” kata Ben Gvir dalam video yang dengan cepat dikutuk oleh politisi Palestina dan Yordania.
“Saya berdoa dan melakukan upaya agar perdana menteri memiliki energi untuk tidak menyerah, dan dia melakukan yang terbaik dengan memperkuat tekanan militer, menghentikan bahan bakar, sehingga kami menang,” katanya, dikutip dari Alarabiya, Jumat, 19 Juli 2024.
Pembuatan video di kompleks tersebut, yang merupakan salah satu lokasi konflik Israel-Palestina, sudah pasti akan memicu kontroversi.
Kementerian Luar Negeri Yordania, mengecam langkah provokatif Ben Gvir yang mencerminkan kelanjutan pemerintahan ekstremis Israel dengan tindakan sepihak dan pelanggaran hukum secara sistematis.
Terletak di Kota Tua Yerusalem timur yang diduduki dan dianeksasi, kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs paling suci ketiga umat Islam.
Orang Yahudi menyebutnya Temple Mount dan menganggapnya sebagai situs paling suci. Hukum kerabian melarang orang Yahudi mengakses kompleks tersebut.
Sejak Netanyahu membentuk koalisinya dengan dukungan sayap kanan pada Desember 2022, Ben Gvir telah berulang kali mengunjungi kompleks tersebut untuk melakukan kunjungan, yang dikutuk oleh warga Palestina dan pemerintah asing karena dianggap meningkatkan ketegangan.
Kunjungan ini terjadi ketika Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar dari keluarga sandera di Gaza untuk menerima perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, yang memungkinkan pembebasan beberapa sandera yang ditangkap pada 7 Oktober, dengan imbalan beberapa tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Koalisi Netanyahu memiliki 64 kursi di parlemen Knesset, partai Ben Gvir memiliki enam kursi.