Kapal Pembawa Minyak Rusia Terbakar di Laut Merah Diserang Houthi

Kapal MT Chaos Lion (Doc: Newsweek)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

MoskowPemberontak Houthi Yaman, melanjutkan serangan mereka di Laut Merah dengan menargetkan dua kapal tanker dalam 24 jam terakhir. Serangan itu mengenai sebuah kapal yang membawa minyak Rusia yang kemungkinan menuju ke Asia, di mana Tiongkok adalah pembeli terbesar di kawasan itu.

Intelijen Jerman: Rusia Sedang Persiapkan Perang dengan NATO

Serangan pada hari Senin, 15 Juli 2024, terjadi ketika sanksi Barat menargetkan perekonomian Rusia akibat invasi mereka ke Ukraina. Mengekspor minyak mentah ke negara-negara sahabat menjadi hal penting bagi Kremlin, untuk mempertahankan ekonomi perangnya.

Sementara Tiongkok juga telah menjadi importir utama Rusia sejak Desember 2022, dan membeli 53 persen minyak mentah yang diekspor Rusia.

AS Berniat Kirim Senjata Nuklir ke Ukraina, Rusia: Tindakan Gila

Houthi diketahui meluncurkan kapal permukaan tak berawak, dan menyerang MT Chios Lion, sebuah kapal tanker minyak mentah milik Yunani yang berbendera Liberia, milik Kepulauan Marshall, dan dioperasikan oleh Yunani. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komando Pusat Militer Amerika Serikat pada hari Selasa, 16 Juli 2024.

Sal Mercogliano, sejarawan maritim dan profesor sejarah di Universitas Campbell di North Carolina, menulis dalam sebuah postingan di X (sebelumnya Twitter), bahwa kapal tanker itu sedang berlayar ke Asia.

Ancam Amerika dan Kroninya, Misteri Senjata Super Rusia Akhirnya Terbongkar

Kapal tersebut membawa 100.000 ton minyak mentah dari Pelabuhan Tuapse di Laut Hitam Rusia, lapor outlet berita independen Rusia The Moscow Times.

MT Chios Lion transit di Selat Bosphorus ke arah selatan pada 4 Juli, meninggalkan Laut Hitam dan menuju ke Laut Mediterania, menurut pengintai kapal di Turki.

Kelompok Houthi pada hari Selasa merilis sebuah video yang mereka klaim menunjukkan serangan terhadap MT Chios Lion.

Sebuah kapal permukaan yang tidak berawak terlihat menabrak kapal tanker tersebut dan menyebabkan bola api besar. Serangan itu terjadi 100 mil laut barat laut Pelabuhan Hodeidah di Yaman.

Chios Lion mengalami kerusakan ringan di sisi kirinya, dan mengubah arahnya dari selatan ke utara untuk menilai kerusakan dan menyelidiki potensi tumpahan minyak.

Tidak hanya itu, Houthi juga menyerang MT Bentley I, sebuah kapal tanker berbendera Panama, milik Israel, yang dioperasikan di Monaco. Dimana kapal itu membawa minyak nabati Rusia dan menuju Tiongkok, kata militer AS.

Pemberontak menggunakan tiga kapal permukaan, satu kapal permukaan tanpa awak, dan dua perahu kecil pada serangan putaran pertama. Sambil menggunakan rudal balistik anti-kapal pada putaran kedua.

Menurut MarineTraffic, sebuah situs web yang melacak kapal di seluruh dunia, tujuan Bentley I dilaporkan adalah Shanghai, Tiongkok. Kapal tersebut berangkat dari pelabuhan Taman Rusia di Laut Hitam pada 4 Juli dan diperkirakan tiba pada 4 Agustus.

Kementerian Pertanian Rusia mengatakan, pada bulan Mei bahwa pada kuartal pertama tahun ini, Rusia menyumbang 58,4 persen impor minyak nabati China. Negara ini meningkatkan ekspor minyak nabati ke sekutunya sebesar 18,2 persen menjadi 578.300 ton.

"Tidak ada korban cedera yang dilaporkan pada saat pengumuman tersebut," kata Komando Pusat AS, dikutip dari Newsweek, Kamis, 18 Juli 2024.

Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mengatakan bahwa serangan mereka adalah tanggapan dari pemboman Israel di kota Khan Younis di Gaza pada hari Sabtu.

Pemberontak Yaman memulai serangan terhadap jalur perdagangan internasional, setelah perang Israel-Hamas meletus pada Oktober 2023.

AS dan beberapa negara Eropa juga telah mengerahkan kapal angkatan laut, untuk melindungi kapal sipil yang berlayar di wilayah Laut Merah.

Pembakar Al Quran di Chechnya, Nikita Zhuravel

Pria Rusia yang Bakar Al-Quran Dihukum Tambahan 14 Tahun Penjara atas Tuduhan Pengkhianatan

Seorang pria asal Rusia, Nikita Zhuravel, yang sebelumnya dihukum karena membakar salinan kitab suci Al-Quran kini dijatuhi hukuman tambahan 14 tahun penjara.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024